Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Stunting, Kepala BKKBN: Saya Bisa Tumbuh dengan Baik karena Sering Makan Laron

Kompas.com - 27/06/2022, 15:03 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut pencegahan stunting mudah dan tidak perlu biaya mahal. Bahkan bisa diperoleh dari hasil alam di sekitar rumah.

"Saya lahir dan besar di Kulon Progo, kondisinya tidak beda jauh dengan Gunungkidul. Saya bisa tumbuh dengan baik karena kecilnya sering makan laron,” kata Hasto saat memberikan sambutan dalam peluncuran program Gerakan Orang Tua Asuh Peduli Stunting di Balai Dusun Ngalangombo, Dadapayu, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Senin (27/6/2022).

Saat dimintai tanggapan mengenai mengonsumsi laron, Hasto mengatakan, pencegahan stunting bisa dilakukan dengan biaya yang murah dan mudah didapatkan. Pemenuhan gizi bisa melalui ikan lele, telur atau daging ayam, sehingga tidak perlu ikan salmon.

"Jadi kalau saya waktu kecil juga konsumsi laron itu, karena ada proteinnya. Di Gunungkidul ada ungkrung, belalang, itu semua protein hewani dan itu halal," kata dia.

Baca juga: Kakek 68 Tahun Cabuli 2 Anak di Bawah Umur, Sempat Janji Berikan Uang ke Korban tapi...

"Sehingga maksud saya tidak perlu lah beli daging sapi, tidak perlu beli yang mahal-mahal. Bahkan dari pada uangnya buat beli mi (instan), kenapa tidak untuk beli telur atau yang lebih terjangkau saja," ucap Hasto.

Mantan Bupati Kulon Progo ini menjelaskan, angka stunting di Indonesia saat sekarang sebesar 24,4 persen. Ditargetkan pada 2024 angkanya turun menjadi 14 persen di tingkat nasional.

"DIY kan masih 17 persen, tapi ya itu angka yang mendekati 14 persen. Target kita 14 persen. Kami akan konsentrasi ke daerah-daerah yang masih terlalu tinggi seperti di Gunungkidul ini, masih 20 persen sehingga masih di atas rata-rata DIY," kata dia.

Upaya pencegahan stunting salah satunya dengan mengembangkan Gerakan Orang Tua Asuh Peduli Stunting. Menurut Hasto, program ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi swasta maupun lembaga sosial.

"Satu anak butuh sekitar Rp 15.000 sehari dan kalau membantu selama 6 bulan saja sudah lumayan. Tadi saya hitung Rp 15.000 kali 6 bulan sudah Rp 2,7 juta," kata Hasto.

Dikatakannya, jika Gunungkidul angka stunting turun maka DIY secara keseluruhan bisa turun.

"Kalau Gunungkidul bisa turun, maka InsyaAllah DIY bisa mencapai 14 persen. Karena Gunungkidul kan proporsi penduduknya juga besar, kemudian angkanya juga tinggi. Sehingga kita lebih memilih fokuskan di Gunungkidul," kata dia.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, pencegahan stunting dilakukan pemerintah dan masyarakat.

"Tidak usah khawatir, semua ada jalan keluarnya. Jangan sampai nikah dini (pemicu stunting anak)," kata Sunaryanta. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Yogyakarta
Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Yogyakarta
Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Yogyakarta
Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Yogyakarta
Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Yogyakarta
Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Yogyakarta
Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com