Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perbedaan Solo dan Surakarta?

Kompas.com - 29/01/2022, 19:12 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Surakarta lebih dikenal dengan sebutan Solo atau Sala. Sebutan Solo atau Sala adalah nama yang dipilih Sultan Pakubuwana II ketika akan mendirikan istana baru setelah perang suksesi Mataram yang terjadi di Kartasura.

Nama Surakarta, sekarang dipakai sebagai nama administrasi yang mulai dipakai ketika Kasunanan didirikan, sebagai kalanjutan kerajaan Kartasura.

Pada masa sekarang, nama Surakarta digunakan dalam situasi formal pemerintahan. Sedangkan, nama Sala/Solo lebih umum penggunaannya.

Kata Sura dalam bahasa Jawa berarti "keberanian" dan kata Karta berarti "sempurna/penuh".

Dapat dikatakan juga, Surakarta merupakan permainan kata Kartasura.

Baca juga: Beda Gamelan Gaya Yogyakarta dan Surakarta, Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia

Sejarah Surakarta

Keberadaan Kota Solo dimulai saat Kasultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Secara resmi keraton mulai ditempati pada 17 Februari 1745.

Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton, yaitu Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, Kota Solo sebagai dua administrasi.

Daerah Istimewa Surakarta (DIS)

Kekuasaan politik dua negara itu dibubarkan setelah berdirinya Republik Indoensia pada 17 Agustus 1945. Selama 10 bulan, Solo sempat berstatus sebagai daerah setingkat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Surakarta. 

Baca juga: Revitalisasi Pasar Legi Surakarta Telah Rampung

Karesidenan Surakarta

Kemudian gerakan anti kerajaan berkembang di Surakarta, kondisi ini makin memanas dengan adanya kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat (DIS).

Maka pada 16 Juni 1946, pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunegaran. 

Tanggal 16 Juni juga diperingati sebagai Hari Jadi Pemerintahan Kota Surakarta hingga sekarang.

Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegaran menjadi rakyat biasa di masyarakat. Keraton berubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa.

Karesidenan Surakarta ditetapkan dengan luas 5.677 km2.

Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati (sekarang Kabupaten Sragen), Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali.

Baca juga: Asal-usul Pasar Legi Surakarta yang Segera Diresmikan Basuki

Kota Surakarta

Setelah Karesidenan Surakarta dihapus pada 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah.

Penetapan sejak diberlakukan  UU Nomor 16 Tahun 1950 tentang pembentukan kota besar dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, secara resmi Kota Surakarta menjadi daerah berstatus kota otonom.

Sumber:https://dprd.surakarta.go.id/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Yogyakarta
Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Yogyakarta
Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Yogyakarta
Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

Yogyakarta
 Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Yogyakarta
3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com