Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sutiayah, Jadi Ibu dan Atlet Disabilitas Pemecah Rekor Nasional Angkat Berat

Kompas.com - 22/12/2021, 18:49 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Wajah Sutiayah (38) berbinar ketika namanya dipanggil maju untuk mendapatkan pengargaan khusus dari Bupati Gunungkidul, dalam rangka Hari Ibu di Pendopo Taman Budaya Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (22/12/2021).

Menggunakan kursi roda tanpa dibantu, peraih emas sekaligus pemecah rekor nasional cabang olahraga Angkat Berat di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021 ini maju ke depan bersama Suswaningsih, peraih Kalpataru yang sudah menunggu di depan.

Riuh teput tangan menyambut Sutiayah saat namanya disebutkan oleh pembawa acara.

Baca juga: Atlet Disabilitas Tasikmalaya Peraih Medali Peparnas Papua Terima Bonus

Keduanya mendapatkan piagam penghargaan dan uang pembinaan yang diserahkan langsung oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Gunungkidul, Diah Purwanti Sunaryanta.

"Kemarin ditelepon kalau saya diundang untuk hadir, jujur saya kaget," kata Sutiayah kepada wartawan Rabu.

Diakuinya awalnya saat turun menjadi atlet angkat berat banyak yang meragukan kemampuannya, namun hal itu berubah saat dirinya memperoleh prestasi membanggakan.

Perjuangan untuk meraih prestasi seperti saat ini tidaklah mudah, karena disela latihan harus tetap berperan sebagai ibu dari seorang putra yang berumur 11 tahun.

Bahkan, putranya pun protes karena kerap ditinggal ibunya, mereka tinggal di Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu.

"Saya bilang, 'Ibu juga harus bekerja bantu Ayah untuk kebutuhan sehari-hari, sebab uangnya untuk kamu juga," ucapnya.

Baca juga: Atlet Disabilitas Peraih Emas Unggah Tulisan Pertanyakan Bonus, Ini Respon Menpora

Sutiayah mengakui sebagai seorang ibu dirinya cukup sibuk selain latihan juga menerima pesanan jahitan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara sang suami yang juga disabilitas bekerja menyediakan jasa perbaikan barang elektronik.

Wanita kelahiran 4 Juni 1983 ini ingin membuktikan, meski di mata orang kondisinya kekurangan, tetapi mampu mengejar mimpinya.

Bahkan bisa mengimbangi kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Baca juga: Hujan Rekor di Peparnas XVI Jadi Bukti Peningkatan Kualitas Atlet Disabilitas Indonesia

Selain itu juga bersama suaminya ingin anaknya sekolah setingginya. "Namanya suami-istri tentu harus saling dukung satu sama lain," kata Sutiayah

Kedepan dirinyaembali harus bersiap untuk mengikuti seleksi Pekan Olahraga Paralimpik Daerah (Peparda) 2022 yang akan digelar di Sleman, dan mempersiapkan diri untuk Peparnas di Aceh tahun 2024 nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Yogyakarta
Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Yogyakarta
Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Yogyakarta
Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Yogyakarta
Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Yogyakarta
Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Yogyakarta
Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com