Penggunaan silikon nonmedis dapat menimbulkan kulit berwarna merah-merah yang menandakan adanya reaksi dari tubuh.
Baca juga: Praktik Medis Ilegal di Yogyakarta, Suntik Filler Payudara di Salon Berujung Kehilangan Nyawa
Sementara silikon medis relatif diterima tubuh dan tidak dianggap sebagai benda asing. Sehingga tidak ada reaksi dari tubuh.
"Kalau disuntikkan ke kulit itu merah-merah, itu berarti ada reaksi tubuh. Silikon yang betul itu sifatnya itu inert, tubuh tidak menganggap dia benda asing, tubuhnya tidak ada reaksi," ucapnya.
Metode menyuntikan silikon ke payudara tentunya memiliki risiko bagi konsumenya. Salah satunya adalah pembuluh darah di otak dan jantung bisa tersumbat karena bulatan hasil suntikan tersebut.
"Paling sering itu, dia waktu menyuntikkan itu, suntikannya hampir kayak minyak, kayak oli lah. Itu kalau masuk pembuluh darah, itu dia kayak bulatan dalam pembulu darah itu. Kalau di satu percabangan dia berhenti, dia akan mengganggu perederan darah. Kalau pembuluh darah otak, jantung kalau tersumbat gitu ya terus darahnya berhenti enggak bisa jalan," ucapnya.
Dia mengakui bahwa kasus suntik silikon yang berakibat fatal bagi penggunanya banyak terjadi di Indonesia.
"Sebenarnya kasus-kasus begini di Indonesia banyak sekali terutama di kota-kota besar," pungkasnya.
Baca juga: Pengakuan Pemilik Salon di Sleman yang Sebabkan Korban Tewas Usai Suntik Filler Payudara
Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan meninggal dunia setelah disuntik filler payudara di salah satu salon daerah Tambakbayan, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. Dua orang diamankan terkait dengan kejadian ini.
Kapolsek Depok Barat, Kompol Tri Hartanto mengatakan korban meninggal berinisial PK (27) warga Kota Yogyakarta. Ada dua orang yang diamankan terkait kejadian ini yakni pemilik salon dan karyawan salon.
"Inisial SMT (40) pemilik salon dan EK (36) karyawan salon," ujar Kapolsek Depok Barat, Kompol Tri Hartanto, Selasa (28/05/2024).
Tri Hartanto menyampaikan awalnya korban janjian dengan pemilik salon untuk melakukan perawatan. Kemudian pada 25 Mei 2024 sekitar pukul 12.00 WIB korban datang ke salon di daerah Tambakbayan, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.
Saat itu korban datang ke salon tersebut seorang diri dengan mengendarai sepeda motor.
"Tujuannya untuk melakukan perawatan pada payudara dan sudah janjian dengan pemilik salon sehari sebelumnya," tuturnya.
Setelah itu, korban ditangani oleh seorang karyawan salon berinisial EK. Karyawan ini lantas menyuntikan cairan kepada korban.
Baca juga: Perempuan Tewas Usai Suntik Filler Payudara, Pemilik Salon Patok Rp 2,5 Juta Per 100 Cc
"Di lakukan tindakan praktek oleh karyawan dengan cara di suntik cairan filler pada payudara korban," ucapnya.
Sekitar pukul 14.30 WIB korban mengeluhkan pusing dan muntah-muntah. Sekitar pukul 17. 00 WIB korban diantar oleh istri pemilik salon bersama satu temanya ke rumah sakit.
"Dokter menyampaikan bahwa korban tiba di rumah sakit pukul 17.27 WIB dan di nyatakan meninggal dunia pukul 17.30 WIB," tuturnya.
Keluarga yang merasa janggal dengan kematian korban lantas memutuskan untuk melapor ke Polisi. Mendapat laporan, Polisi lantas melakukan penyelidikan dan menangkap dua orang yakni seorang pria berinisial SMT (40) sebagai pemilik salon dan seorang perempuan berinisial EK (36) karyawan salon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.