Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Tidak Transparan, Pemilihan Rektor oleh Menag Dikritik Mahasiswa UIN Yogyakarta

Kompas.com - 27/05/2024, 14:09 WIB
Wijaya Kusuma,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar dialog terbuka bakal calon rektor dengan tema "Mendobrak Kebuntuan Demi UIN Sunan Kalijaga Mendunia".

Salah satu yang disoroti oleh para mahasiswa adalah terkait pemilihan rektor yang tidak transparan dan ditunjuk langsung oleh Menteri Agama.

Baca juga: UIN STS Jambi Beri Pernyataan soal Mahasiswa yang Terlibat Pembunuhan

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Thoriqotur Romadhani mengatakan, aturan pemilihan rektor dipilih langsung oleh Menteri Agama sudah ada sejak 2015.

"Jadi tidak ada keterlibatan dari stakeholder yang ada di kampus artinya ini tergantung menteri, hati dan pikiran dari menteri ini mau milih siapa," ujar Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Thoriqotur Romadhani, saat ditemui di sela-sela acara dialog terbuka di Selasar Multipurpose, Senin (27/5/2024).

Thoriqotur Romadhani menyampaikan, aturan rektor dipilih oleh Menteri Agama sangat berdampak. Sebab, pimpinan sangat memberikan efek yang besar lewat kebijakan-kebijakan.

Dipilihnya rektor oleh menteri dinilai Thoriqotur hanya akan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tidak melihat situasi dan kondisi yang ada.

Namun, kebijakan tersebut hanya sebatas menjalankan instruksi dari menteri yang telah memilihnya. Termasuk soal kebijakan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).

"Hari ini UIN Sunan Kalijaga yang dianggap sebagai kampus yang ramah atas UKT yang murah, kampus rakyat, tapi hari ini sudah berbeda tidak lagi, sekarang kampus ini menjadi kampus yang mahal dan milik para pejabat," ucapnya.

Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dan mahasiswa berharap pemilihan rektor dikembalikan seperti sebelum 2015, di mana pemilihan rektor melibatkan stakeholder kampus.

"Harapan besar untuk dikembalikan seperti semula. Jadi perlu mengembalikan itu kepada yang semestinya, dipilih langsung oleh kita sebagai representasi dari mahasiswa diambil sampel beberapa kayak dulu lagi di sebelum tahun 2015 itu," tandasnya.

Baca juga: UIN Alauddin Makassar Bantah Ikut Program Ferienjob di Jerman

Thoriqotur menilai, pemilihan rektor ini tidak transparan. Selain itu, pemilihan rektor di kampusnya juga hanya formalitas belaka.

"Formalitas dan semena-mena pastinya itu akan menunjuk menunjukkan nepotisme semata ya tergantung siapa orang yang dekat dengan menteri ya itu yang akan dipilih kira-kira begitu," bebernya.

Di dalam dialog terbuka, diundang sebanyak 13 bakal calon rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Namun, tidak satu pun bakal calon yang hadir dalam dialog.

Padahal, lanjut Thoriqotur Romadhani, para mahasiswa ingin berdialog untuk mengetahui soal visi-misi atau gagasan yang akan dibawa ke depan.

"Jadi kami bisa mengawalinya di hari ini kayak proses-proses dialog ini. Kami menanyakan apa saja visi dan misi mereka itu ya di dialog ini seharusnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MI Negeri di Sleman 'Curi Start' PPDB dengan Jalur Tambahan, Penerimaan 40 Siswa Baru Dibatalkan

MI Negeri di Sleman "Curi Start" PPDB dengan Jalur Tambahan, Penerimaan 40 Siswa Baru Dibatalkan

Yogyakarta
Korban Pelecehan Payudara Melawan dan Berteriak, Pelaku Ditangkap

Korban Pelecehan Payudara Melawan dan Berteriak, Pelaku Ditangkap

Yogyakarta
Cegah Kerusakan Lingkungan, Jalur Liar Motor Trail di Lereng Merapi Ditutup Portal

Cegah Kerusakan Lingkungan, Jalur Liar Motor Trail di Lereng Merapi Ditutup Portal

Yogyakarta
4 Lokasi Tambang di Gunungkidul Ditutup Sementara

4 Lokasi Tambang di Gunungkidul Ditutup Sementara

Yogyakarta
Tak Sesuai Prosedur, Pengumpulan Uang Sumbangan di Salah Satu MI Negeri Kota Yogya Diulang

Tak Sesuai Prosedur, Pengumpulan Uang Sumbangan di Salah Satu MI Negeri Kota Yogya Diulang

Yogyakarta
923 Ton Sampah Menumpuk di Sleman, Pemda DIY Turun Tangan

923 Ton Sampah Menumpuk di Sleman, Pemda DIY Turun Tangan

Yogyakarta
Kurs Dollar AS Menguat, Ukuran Tahu di Yogyakarta Mengecil

Kurs Dollar AS Menguat, Ukuran Tahu di Yogyakarta Mengecil

Yogyakarta
Gara-gara Terganggu Pesta Miras, Senior Aniaya Junior hingga Tewas di Asrama Yogyakarta

Gara-gara Terganggu Pesta Miras, Senior Aniaya Junior hingga Tewas di Asrama Yogyakarta

Yogyakarta
Keributan di Depan Klinik Kecantikan Yogyakarta, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Keributan di Depan Klinik Kecantikan Yogyakarta, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Yogyakarta
Dua Motor Tabrak Minibus di Kulon Progo, Satu Pelajar Tewas

Dua Motor Tabrak Minibus di Kulon Progo, Satu Pelajar Tewas

Yogyakarta
Sutedjo Mantap Pensiun dari Dunia Politik, Batal Maju Pilkada Kulon Progo

Sutedjo Mantap Pensiun dari Dunia Politik, Batal Maju Pilkada Kulon Progo

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Kandang Ternak Milik Warga di Kebumen Ludes Terbakar, Kerugian Rp 30 Juta

Kandang Ternak Milik Warga di Kebumen Ludes Terbakar, Kerugian Rp 30 Juta

Yogyakarta
Keluhan PPDB SMP di Gunungkidul, Sebagian Mengenai Afirmasi dan 'Upload' Berkas Pendaftaran

Keluhan PPDB SMP di Gunungkidul, Sebagian Mengenai Afirmasi dan "Upload" Berkas Pendaftaran

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com