Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Kulon Progo Ungkap Peningkatan Gangguan Jiwa di Kalangan Pelajar, Bullying Jadi Salah Satu Penyebab

Kompas.com - 24/01/2024, 08:28 WIB
Dani Julius Zebua,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Budi Utami mengungkapkan adanya peningkatan gangguan kesehatan jiwa di kalangan pelajar.

Fenomena tersebut diperoleh dari hasil skrining kesehatan maupun skrining kesehatan jiwa yang dilakukannya di kalangan pelajar setiap tahunnya.

Hal itu diungkapkannya dalam launching Rekomendasi Implementasi Kebijakan Layanan Kesehatan Jiwa yang Berorientasi Pemulihan di Gedung Sekolah Vokasi UGM, Kulon Progo, Selasa (23/1/2024).

"Ternyata, gangguan jiwa (peningkatannya) lumayan. Artinya, mulai berpotensi," kata Sri Budi.

Baca juga: Kasus Bunuh Diri dan Percobaan Bunuh Diri di Kulon Progo Terus Naik, Apa yang Terjadi?

Baca juga: Pelajar SMP di Semarang Tewas Gantung Diri di Teras Belakang Rumah, Gunakan Tali Pramuka

Gangguan jiwa pada anak sekolah

Gangguan jiwa pada anak sekolah imbuhnya, cenderung berupa gangguan jiwa ringan, di antaranya cemas berlebihan.

Kasus bullying menjadi salah satu penyebabnya. Di mana, pelajar benar-benar hancur.

"Jadi dalam masa belum terlalu lama, (gangguan jiwa) masih bisa disembuhkan. Sementara lingkungan kerja dan keluarga harus benar-benar mendukung," paparnya.

Baca juga: Diduga Depresi Usai Diusir Anak Kandung, Seorang Kakek Gantung Diri di Pohon Karet

Selain skrining, pihaknya juga mendorong promosi kesehatan dengan konsen pada kesehatan edukatif, termasuk konsen bahwa gangguan jiwa itu bisa diobati.

"Sekaligus meluruskan, bahwa gangguan jiwa itu bisa ditangani," katanya lagi.

Diberitakan sebelumnya, fenomena bunuh diri dan percobaan bunuh diri di Kulon Progo mengkhawatirkan.

Pasalnya, kasusnya bertambah setiap tahun dari 200 hingga 2023.

"Ini angka yang sangat memprihatinkan," kata Sri Budi.

Baca juga: Tinggal Seorang Diri, Lansia di Magelang Ditemukan Meninggal di Rumahnya

Kasus bunuh diri di Kulon Progo

Penghujung acara lunching Rekomendasi Implementasi Kebijakan Layanan Kesehatan Jiwa yang Berorientasi Pemulihan di Sekolah Vokasi UGM di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam acara ini, Dinas Kesehatan mengungkap rekapitulasi catatan bunuh diri yang meningkat sejak tiga tahun lalu.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Penghujung acara lunching Rekomendasi Implementasi Kebijakan Layanan Kesehatan Jiwa yang Berorientasi Pemulihan di Sekolah Vokasi UGM di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam acara ini, Dinas Kesehatan mengungkap rekapitulasi catatan bunuh diri yang meningkat sejak tiga tahun lalu.

Dari catatannya, kasus bunuh diri di Kulon Progo meningkat sejak tiga tahun belakangan.

Yakni tujuh kasus pada 2020, lima kasus pada 2021, dan meningkat tajam pada 1011 dengan 11 kasus. Sementara pada 2023 tercatat ada 10 kasus.

Untuk percobaan bunuh diri pada 2020 terjadi sebanyak empat kasus, dua kasus di 2021, tiga kasus di 2022 dan lima kasus di 2023.

Yang perlu digaris bawahi, kasus-kasus itu dialami oleh orang usia produktif. Bahkan, ada satu usia pelajar 16 tahun mencoba menabrakkan diri ke kereta.

Perlu diketahui, bunuh diri dan percobaan bunuh diri dilatari banyak hal.

Baca juga: Tabrak Pohon Tumbang di Godean Sleman, Warga Kulon Progo Meninggal di Tempat

Masalah kesehatan mental hingga gangguan jiwa salah satu yang bisa meningkatkan keinginan seseorang untuk mengakhiri hidupnya.

Namun, keputusasaan dengan beragam alasan juga bisa menjadi pemicu, seperti sakit kronis yang tidak kunjung sembuh, persoalan ekonomi, lingkungan mapun persoalan rumah tangga seperti ditinggal suami atau istri.

Memberi lingkungan yang nyaman bagi penderita menurutnya bisa mencegah terjadinya bunuh diri.

Lingkungan keluarga memiliki peran yang besar.

"Penerimaan orang dalam keluarga menumbuhkan spriritual yang baik bagi penderita. Keluarga harus mendampingi pengobatan dan konsultasi karena penderita tidak bisa menolong diri sendiri," pungkasnya.

Baca juga: Main Jembatan Gantung, Remaja di Kalsel Ditemukan Tewas Tenggelam

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling.

Baca juga: Seorang Petani di Pulau Sebatik Tewas Gantung Diri Usai Didiagnosis Sakit Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com