Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Nataru, Diprediksi Ada 9 Juta Pergerakan Orang di DIY

Kompas.com - 01/12/2023, 17:41 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu destinasi favorit saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Diprediksi 9 juta pergerakan warga bakal padati DIY.

Plh Kepala Dinas Perhubungan DIY Sumaryoto menyampaikan pihaknya memprediksi bahwa kunjungan wisatawan ke DIY bakal meningkat akhir tahun ini. Hal tersebut dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya jalan tol Yogyakarta-Solo yang mulai beroperasi fungsional.

"Kami tidak bisa mengantisipasi, kemacetannya akan luar biasa," kata dia, Jumat (1/12/2023).

Baca juga: PT KAI Daop 7 Sedikan 5 KA Tambahan dengan 52.524 Kursi selama Libur Nataru

Dia menjelaskan saat libur Nataru, 95 persen jalan nasional di DIY sudah dalam kondisi baik. Dia memprediksi jalan nasional akan dipadati kendaraan  karena jalan tol Yogya-Solo sudah beroperasi fungsional sampai dengan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.

"Jalan Nasional yang ada di DIY 95 persen mantap. Jalan tol sudah sampai Karanganom, Klaten. Maka sudah dipastikan DIY macet," bebernya.

Dengan kondisi ini, Dishub DIY memprediksi bakal ada 9 juta pergerakan orang ke DIY pada libur Nataru.

"Diprediksi 9 juta pergerakan orang di DIY, 883.000 di antaranya mengunjungi destinasi wisata di DIY," kata dia.

Sumaryoto menjelaskan agar wisatawan atau warga yang melintas DIY tidak terjebak macet, masyarakat dapat memantau kondisi jalan melalui CCTV milik Diskominfo di tiap kabupaten atau kota.

"CCTV di semua ruas jalan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat sehingga tidak terjebak kemacetan," ujarnya.

"Saya juga minta semua stakeholder untuk bisa membuat informasi yang sedetail-detailnya kepada masyarakat," ucapnya.

Dia juga menyarankan kepada wisatawan yang datang ke DIY untuk menitipkan atau memarkirkan kendaraan pribadinya di area parkir Bandara Adisucipto. Mengingat, keterbatasan lahan parkir di Kota Yogyakarta seperti di kawasan Jalan Malioboro.

"Ke Kota Yogyakarta bisa menggunakan Trans Jogja atau KRL, harapannya seperti itu," jelas dia.

Ia menambahkan masyarakat bisa menggunakan jalur-jalur alternatif dengan meggunakan aplikasi peta yang ada di gawai. Pasalnya, informasi terkait jalur alternatif sudah tersedia.

"Personel kami terbatas kami hanya membuat posko di Prambanan, kemudian ada (petugas) yang mobile juga," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com