Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MPBI DIY Tuntut UMK Rp 3,5 Juta-Rp 4 Juta, Sekda: Kita Sudah Rasionalisasi Inflasi

Kompas.com - 28/11/2023, 16:14 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY Irsyad Ade Irawan mendesak Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menaikkan Upah Minimum Kabupaten Kota (UMK) di DIY sebesar Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta.

"Meminta Gubernur DIY untuk menetapkan UMK di DIY sebesar Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta," ujar Irsyad, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Naik 4,1 Persen, Pemkot Batam Ajukan UMK Rp 4.685.000 ke Gubernur Kepri

Selain itu, MPBI juga meminta Gubernur DIY untuk tidak menggunakan UU Cipta Kerja dalam menentukan UMK sehingga kenaikan UMK dapat lebih tinggi.

"Meminta Gubernur DIY menetapkan UMK tidak menggunakan UU Cipta Kerja, tetapi mengikuti kepala daerah lain menaikkan upah hampir 15 persen," katanya.

MPBI juga mendesak kepada Gubernur DIY untuk membuat formula baru dalam penetapan pengupahan di DIY, tidak menggunakan UU Cipta Kerja. Ia menilai, dengan tidak menggunakan UU Cipta Kerja, kenaikan UMK dapat lebih signifikan.

"Dari survei kami, kabupaten kota angkanya Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta. Di Kota Yogyakarta harus Rp 4 juta dan Kabupaten Bantul Rp 3,7 juta, itu dari survei kami," jelas dia.

Menanggapi tuntutan buruh, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menjelaskan, Pemerintah DIY sudah melakukan rasionalisasi dalam pementuan Upah Minimum Provinsi (UMP).

Dalam penentuan UMP, Pemerintah DIY menggunakan PP 51 tahun 2023 tentang pengupahan.

"Kita sudah ambil sikap, melakukan rasionalisasi terhadap inflasi. Kalau kita saklek hanya menggunakan PP, kenaikan hanya 4 sekian persen," jelas Beny.

Beny mengatakan, rasionalisasi dilakukan berdasarkan pertimbangan dari dewan pengupahan dan juga akademisi.

"Kalau berdasarkan PP penghitungannya sangat tegas, terutama di Pasal 26 a dan b," katanya.

"Kami hormati tuntutan itu, cuma harus dipertimbangkan kemampuan para pengusaha kan," imbuh Beny.

Menurut Beny, UMP hanya berlaku bagi pekerja dengan masa kerja 0 sampai 1 tahun, sedangkan pekerja yang sudah bekerja sebelumnya menggunakan hierarki pengupahan di masing-masing perusahaan.

Baca juga: Bupati Rudy: Idealnya UMK Garut 2024 Rp 2,6 - Rp 2,7 Juta

Upah Minimum Kabupaten atau Kota (UMK) bakal diumumkan pada tanggal 30 November 2023. Soal pengumuman ini, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, UMK harus lebih tinggi daripada Upah Minimum Provinsi (UMP).

"Yang ditandatangani gubernur upah yang paling rendah berati di Kabupaten Gunungkidul, berarti kabupaten lain dan kota mesti lebih tinggi dari itu. Kalau lebih rendah, salah," katanya.

Menurut dia, penentuan UMK merupakan keputusan dari masing-masing kabupaten dan kota, Pemerintah DIY tidak ikut campur dalam pementuan UMK.

"Tanpa diperlihatkan provinsi, yang tanda tangan kabupaten kota. Harus lebih tinggi dari UMP," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Daftar Program Istura untuk Berkunjung ke Istana Kepresidenan Yogyakarta

Cara Daftar Program Istura untuk Berkunjung ke Istana Kepresidenan Yogyakarta

Yogyakarta
7 Siswa yang Diduga Tawuran di Umbulharjo Yogyakarta Ditangkap, Obat dan Gir Disita

7 Siswa yang Diduga Tawuran di Umbulharjo Yogyakarta Ditangkap, Obat dan Gir Disita

Yogyakarta
Buang Muatan Sampah di Pinggir Jalan Bantul, Sopir Diminta Angkut Lagi Buangannya

Buang Muatan Sampah di Pinggir Jalan Bantul, Sopir Diminta Angkut Lagi Buangannya

Yogyakarta
Terperosok Lubang, Maling Ayam di Yogyakarta Ditangkap Warga

Terperosok Lubang, Maling Ayam di Yogyakarta Ditangkap Warga

Yogyakarta
Rumah Warga Terdampak Pelebaran JJLS Mulai Dibongkar untuk Jalur Pipa Air Bersih Menuju Bandara YIA

Rumah Warga Terdampak Pelebaran JJLS Mulai Dibongkar untuk Jalur Pipa Air Bersih Menuju Bandara YIA

Yogyakarta
Kampung Nagan Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, Rumah Dibongkar

Kampung Nagan Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, Rumah Dibongkar

Yogyakarta
Viral, Video Diduga Tawuran di Jalan Pramuka Yogyakarta, Ini Kata Polisi

Viral, Video Diduga Tawuran di Jalan Pramuka Yogyakarta, Ini Kata Polisi

Yogyakarta
Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Yogyakarta
Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Yogyakarta
Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com