Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Pohon Jati di Kulon Progo Terbakar Setelah Warga Bakar Sampah, Sebulan Ada Belasan Kebakaran karena Kelalaian

Kompas.com - 07/09/2023, 16:49 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

 

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kebakaran melanda lahan sekitar 2.000 meter di Pedukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pohon-pohon keras, terutama pohon jati ikut terbakar dalam peristiwa ini.

Api diduga berasal dari sampah yang dibakar warga di pinggir kebun. 

“Lahan milik warga kami. Saat itu warga kami ini sedang membakar sampah, seperti daun kering. (Api merembet ke mana-mana) mungkin tidak disangka karena tiupan angin cukup besar,” kata Dukuh (kepala dusun) Gunung Gempal, M Ali Sofyan, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Kasus Kebakaran Marak Terjadi di Kota Semarang, Ada 72 Laporan dalam Sebulan

Lahan terbakar milik peternak bernama Harso Diyono, seorang lanjut usia lebih 70 tahun. Lahan berada di pinggir jalan aspal di RT 28 Gunung Gempal.

Lahan itu luas berisi banyak sekali pohon jati. Lokasi kebakaran hanya sekitar 25 meter dari rumah susun Giripeni, milik pemerintah daerah.

Warga yang sedang melintas melihat api berkobar di pinggir kebun jati pukul 13.30 WIB. 

Api cepat sekali merambati semak kering di sekeliling kebun.  Terlebih saat itu cuaca begitu kering dan angin sedang bertiup cukup kencang.

Warga khawatir api semakin meluas dan bisa mengancam empat rumah di sekitar lahan. Tidak jauh dari lahan itu juga berdiri rumah susun. Ia melaporkan hal ini ke dukuh setempat. 

“Warga eksekusi lahan sekitar pukul 13.00, malah menjalar ke pekarangan yang terbuka dan mengancam rumah yang berada di sekitarnya. Kami meneruskan ini ke Polsek dan Pemadam Kebakaran,” kata Lurah Giripeni, Iswanto Adi Saputro.

Baca juga: Foto Prewedding dengan Flare Disebut Picu Kebakaran di Bukit Teletubbies Bromo

Benar saja, api cepat merambat membakar semak, daun kering yang gugur, juga pohon-pohon jati. Adi memperkirakan lahan terbakar sekitar 2.000 m2.

Selain itu, pipa PDAM bocor akibat ikut terbakar. 

Pemadam kebakaran bisa mengendalikan api satu jam kemudian. Mereka mengerahkan dua mobil penyemprot, satu tangki air dari PMI Kulon Progo dan satu dari Dinas Sosial. 

“Respon semua pihak dan masyarakat cepat sehingga bisa dikendalikan,” kata Adi.

Banyak kasus

Kebakaran lahan cukup banyak di Kulon Progo selama musim kemarau ini. Pemadam Kebakaran dari Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mencatat 12 kasus di Agustus 2023 lalu. 

Sementara pada September 2023 ini, sudah dua kasus kebakaran lahan terjadi. 

Komandan Regu I Pemadam Kebakaran Kulon Progo, Tugiyanto mengungkapkan, mayoritas kebakaran lahan akibat kelalaian warga. Mereka tidak hati-hati dan memperhitungkan cuaca, sehingga sering tidak bisa mengendalikan api merembet, membesar dan membakar lahan yang lebih luas.

Kerugian belum terperinci.

“Kelalaian membakar sampah, di antaranya tidak ditunggui, membakar saat siang dan (tidak memperhitungkan) angin siang hari. Membakar itu karena iseng atau sengaja buka lahan,” kata Tugiyanto.

Ia berharap, warga lebih hati-hati di musim kering seperti yang disertai angin seperti sekarang. Api mudah sekali membesar. 

Bila tetap membakar, sebaiknya dilakukan dengan melokalisir dulu lokasi kebakaran atau menunggui selama berlangsung membakar sampah.

“Tidak membakar sampah sembarangan. Kalau pun mau ditunggui, jangan siang hari yang anginnya besar. Angin kencang jangan bakar sampah. Selain itu minimal dilokalisir dulu, dibikin semacam sekat-sekat,” kata Tuguyanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com