YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut bakal bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengembangkan biomassa untuk bahan bakar pembangkit listrik.
"Kami selesaikan sampah organiknya. Itu yang kami pres, kami rajang (potong) bukan untuk pupuk tetapi pengganti untuk PLN dalam pemanasan karena batu bara sudah terlalu mahal," ujar Sultan, Jumat (18/8/2023).
Baca juga: Kembangkan Energi Terbarukan, PLN Gandeng Masyarakat Gunungkidul Tanam Pohon Sumber Biomassa
Menurut dia, hal ini sudah didesain oleh Pemerintah DIY. Sultan memastikan pihaknya tidak akan berinvestasi atau menjadikan hal tersebut sebagai industri karena pemerintah tak mencari untung.
"Tapi baru kita bangun itu 2024, di mana ada alat yang bisa memisahkan organik sama yang nonorganik. Entah itu nonorganik plastik, entah itu karton atau kaleng dan sebagainya itu kita pisahkan," ucapnya.
Meski begitu, dia meminta agar masyarakat tetap melakukan pemilahan sampah antara organik dan anorganik. Pasalnya, sampah anorganik masih bernilai ekonomis, terutama bagi pemulung.
"Karena satu botol plastik untuk air minum ini yang lebih besar sedikit kalau dijual untuk ke pabrik recycle. Harganya Rp 2.000. Nah sekarang di kampung-kampung itu dipisahkan," ucap dia.
Sultan berharap kelompok masyarakat yang bertugas memilah sampah atau bank sampah tetap bekerja sama dengan pemulung. Hal ini bertujuan agar pemulung tidak kehilangan pekerjaannya.
"Kelompok masyarakat menjualnya kerjasama sama pemulung sehingga pemulung tidak kehilangan mata pencahariannya," kata Sultan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.