Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak SMA di Sleman Dibacok, Pelaku Sebut karena Dendam pada Sekolah Korban

Kompas.com - 09/05/2023, 20:56 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta menjadi korban pembacokan hingga mengalami luka di punggung akibat senjata tajam. Dari kejadian ini, Polisi menangkap dua orang pelaku.

Dua orang pelaku yang berhasil ditangkap yakni DS (24), warga Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman dan EA (23) warga Kapanewon Mlati, juga Kabupaten Sleman.

Kapolresta Sleman AKBP Yuswanto Ardi mengatakan, penganiayaan itu terjadi pada Senin (8/5/2023) di depan salah satu SMA Negeri di Ngaglik, sekitar pukul 15.00 WIB.

Baca juga: Kronologi Pemuda Dibacok hingga Tewas di Palmerah, Bermula dari Saling Ejek

"Korban anak F usia 17 tahun korban menderita luka akibat senjata tajam," ujar Kapolresta Sleman AKBP Yuswanto Ardi, Selasa (9/5/2023).

Yuswanto Ardi menyampaikan, korban mengalami luka di punggung bagian kanan atas sepanjang 4 cm. Kemudian di bagian punggung kiri sepanjang 3 cm.

"Korban sudah pulang ke rumah, rawat jalan. Lukanya sudah dilakukan tindakan medis, tujuh jahitan dan 13 jahitan," tuturnya.

Kedua pelaku, lanjut Yuswanto Ardi, sudah lama lulus SMA. Bahkan salah satunya sudah memiliki istri. Namun, keduanya tetap ikut konvoi bersama dengan adik-adik kelasnya SMA.

Saat melintas di depan salah satu sekolah di Ngaglik, mereka melihat korban dan beberapa temannya. EA kemudian melakukan penganiayaan dengan membacok korban.

Pelaku diketahui memang sudah mempersiapkan dengan membawa senjata tajam.

Baca juga: Pemuda Dibacok hingga Tewas di Palmerah Usai Janjian di Medsos

"Berdasarkan pengamatan dari CCTV yang kami dapatkan, serta merta mereka lewat dan kemudian anak-anak yang ada di pinggir jalan dilakukan penganiayaan secara acak," urainya.

Kebetulan saat itu posisi korban berada di pinggir. Sehingga terkena senjata tajam dari pelaku. Saat kejadian pelaku tidak dalam pengaruh minuman keras.

"Motifnya mereka adalah kejahatan jalanan yang dilandasi dengan persaingan," ungkapnya.

Dari hasil penyelidikan, Polisi berhasil menangkap kedua pelaku di rumah masing-masing.

"Peristiwa bisa kita ungkap kurang dari 24 jam, kejadian pukul 15 (15.00 WIB) kita amankan pelaku di rumah masing-masing pada pukul 03.30 dini hari," urainya.

Baca juga: Mantan Ketua KY Jaja Ahmad Jayus Meninggal, Sempat Jalani Perawatan Usai Dibacok

Adapun EA mengaku membacok korban karena memiliki dendam dari saat masih sekolah dulu.

"Dendam lama, dulu waktu saya bersekolah memang (SMA) Ngaglik itu musuh dari tempat saya. Karena sering terjadi bentrok di jalan kalau pulang sekolah, entah dari sana atau dari kelompok saya," ucapnya.

EA mengungkapkan tidak pernah memiliki masalah dengan korban. Namun, saat itu dirinya melakukan penganiayaan dengan senjata tajam secara acak.

Dari para pelaku Polisi mengamankan barang bukti antara lain senjata tajan jenis celurit, satu unit motor, jaket hingga celana.

Akibat perbuatanya pelaku di jerat dengan Pasal 2 Undang-undang Darurat No 12 Tahun 1951 tentang senjata tajam dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun. Kemudian Pasal 351 ayat (2) KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com