Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Keracunan Makanan Hajatan di Sragen, Korban Bertambah Jadi 280 Orang

Kompas.com - 29/04/2023, 18:31 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

"Jam 17.00 WIB saya makan, 20.30 WIB baru terasa ingin ke belakang, terus mual-mual," imbuhnya.

Merasa kondisi tubuhnya semakin memburuk, dia kemudian memeriksakan kesehatannya ke bidan desa setempat pada sekitar pukul 21.30 WIB.

"Saya merasakan mual itu jam 21.30 WIB, lalu ke bidan desa, minum obat malah muntah-muntah, akhirnya ke Puskesmas," ungkapnya.

Baca juga: Bertemu Ketua PDI-P Solo FX Rudy, Sandiaga: Enggak Ada Pembicaraan Politik, Obrolannya Seputar Kuliner

Hal senada juga diungkapkan korban lainnya, Karsa Supi. Dia pun mengaku hanya makan nasi dengan sedikit daging sapi dari dalam nasi kotak itu.

"Saya makan jam 16.00 WIB, perut sudah tidak enak, padahal makannya sedikit, kok muntah-muntah," tandasnya.

Hajatan tetap berlanjut

Hajatan warga Dukuh Kebon Loji, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, itu disebut akan tetap berlangsung pada Minggu (30/4/2023) meski makanan hantarannya diduga menjadi penyebab ratusan orang keracunan.

"Hajatannya besok tetap berlangsung, tetapi tadi sudah diberikan pendampingan dan edukasi," tukas Didik.

Dia pun mengimbau kepada para warga agar lebih berhati-hati dalam memasak makanan yang nantinya akan disajikan untuk tamu.

"Kami edukasi untuk kehati-hatian, makanan yang akan disajikan berikutnya tentu sudah harus dipisahkan, bukan lagi bahan makanan yang kemarin," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com