Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Becak “Tersisih Pembangunan” di Kulon Progo Terima THR dan Beras, Bupati: Semoga Masyarakat Kita Gembiralah Hatinya

Kompas.com - 12/04/2023, 18:38 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Rimbun daun pohon asam memayungi dari terik matahari pagi pada satu-satunya becak mangkal di sudut luar komplek kantor Pemerintahan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengayuh becak di situ bernama Sudrajat (62) asal Pedukuhan Mrunggi, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih

“Setiap hari seperti ini menunggu mulai 05.30 WIB. Hari ini karena hari puasa sampai tengah hari,” kata Sudrajat, Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Tukang Becak di Sumenep Meninggal Usai Antar Penumpang, Sempat Mengeluh Sakit di Dada

Omset menjadi tukang becak terus merosot dari waktu ke waktu. Pengguna jasa becak makin sedikit, sementara menunggu calon penumpang serasa begitu panjang. Hal ini serasa kebalikan dari perkembangan pesat Wates dan Kulon Progo pada umumnya.

Sudrajat menceritakan, dulu ia pernah bisa membawa pulang hingga Rp 200.000 per hari. Pasalnya, Wates terasa sibuk, mahasiswa dan pelajar seliweran, dekat stasiun kereta api, bahkan angkutan umum dan angkutan pedesaan ramai menurunkan penumpang di sekitaran ia mangkal.

Sudrajat mengaku mengayuh becak lebih 40 tahun. Ia mengikuti perjalanan angkutan umum dan angkutan pedesaan semakin sepi penumpang lalu hilang.

Penghasilan Sudrajat ikut tergerus. Padahal, menarik becak merupakan penghasilan utamanya untuk menghidupi kelima anaknya hingga kini mereka telah mandiri.

Ia juga bukan buruh tani, seperti kebanyakan tukang becak lain. Ia juga tidak mengangkut barang. Sudrajat murni mengangkut orang.

Setelah semakin sepi penumpang, ia berharap banyak dari persimpangan di mana ada palang pintu kereta (teteg) sebelah Timur di Wates. Ternyata, pintu kereta akhirnya ditutup permanen pada 2022 lalu.

Baca juga: Divonis 10 Bulan Penjara, Tukang Becak Pembobol Rekening BCA: Enggak Apa-apa

Sudrajat mengaku pasrah ketika berlangsung penutupan teteg. Ia seketika gundah karena penghasilannya lagi-lagi akan merosot ke ceruk lebih dalam.

“Dulu (saat masih ada teteg) bisa empat kali narik (becak) ke pasar dengan ongkos Rp10.000. Sekarang (setelah teteg tutup) bisa satu kali narik sudah bagus. Pernah tujuh hari baru sekali sekali narik Rp 20.000,” kata Sudrajat.

Tukang becak kian tersisih di tengah perkembangan kota. Kadang kerap kesulitan keuangan. Beruntung, kelima anaknya sudah bekerja dan berkeluarga.

“Sekarang banyak dibantu anak-anak. Mulai dari beras,” kata Sudrajat.

Para tukang becak menanti giliran menerima santunan menjelang lebaran di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka menganggapnya seperti THR.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Para tukang becak menanti giliran menerima santunan menjelang lebaran di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka menganggapnya seperti THR.

Ia lantas mengaku bersyukur menerima santunan dari Pemkab Kulon Progo lewat Badan Amil Zakat Kulon Progo menjelang Lebaran. Ia menerima tunai Rp 200.000 dan beras.

Bagi mereka, ini THR istimewa. "Saya akan memakainya untuk belanja saja,” kata Sudrajat.

Baca juga: Respons Pemkab Lamongan Usai Viral Aksi Tukang Becak Tambal Jalan Berlubang Demi Keselamatan Putrinya

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 5 Oktober 2023: Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 5 Oktober 2023: Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dua Warga Kulon Progo Tewas Usai Pesta Miras Oplosan, Korban Sempat Tak Bisa Melihat

Dua Warga Kulon Progo Tewas Usai Pesta Miras Oplosan, Korban Sempat Tak Bisa Melihat

Yogyakarta
Pelajar SMK di Yogyakarta Hilang, Ini Ciri-cirinya

Pelajar SMK di Yogyakarta Hilang, Ini Ciri-cirinya

Yogyakarta
Pria asal Sleman Perkosa Dua Gadis, Korban Diancam dengan Pedang

Pria asal Sleman Perkosa Dua Gadis, Korban Diancam dengan Pedang

Yogyakarta
Air Waduk Sermo Susut, Nisan dan Makam Bermunculan

Air Waduk Sermo Susut, Nisan dan Makam Bermunculan

Yogyakarta
Rentetan Lima Kematian Diduga Akibat Miras di Bantul

Rentetan Lima Kematian Diduga Akibat Miras di Bantul

Yogyakarta
Tolak Bantuan Air meski Kekeringan, Warga Padukuhan Sejati Sleman Ternyata Pakai Jurus Nenek Moyang 'Nge-Lep'

Tolak Bantuan Air meski Kekeringan, Warga Padukuhan Sejati Sleman Ternyata Pakai Jurus Nenek Moyang "Nge-Lep"

Yogyakarta
Beredar Video Pasangan Muda Bertindak Asusila di Jalan Jenderal Sudirman Kota Yogyakarta, Satpol PP: Ada Sanksi Denda dan Penjara

Beredar Video Pasangan Muda Bertindak Asusila di Jalan Jenderal Sudirman Kota Yogyakarta, Satpol PP: Ada Sanksi Denda dan Penjara

Yogyakarta
Sederet Fakta Kebakaran Gudang Rongsok di Pasar Kliwon Solo...

Sederet Fakta Kebakaran Gudang Rongsok di Pasar Kliwon Solo...

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 4 Oktober 2023: Pagi hingga Sore Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 4 Oktober 2023: Pagi hingga Sore Cerah Berawan

Yogyakarta
Selokan Van Der Wijck, Buk Renteng yang Lebih Tua dari Selokan Mataram

Selokan Van Der Wijck, Buk Renteng yang Lebih Tua dari Selokan Mataram

Yogyakarta
Warga Bantul Diduga Tewas Keracunan Miras

Warga Bantul Diduga Tewas Keracunan Miras

Yogyakarta
Pendopo Keraton Solo dan Petilasan Brawijaya V Tidak Terkena Kebakaran Hutan Gunung Lawu

Pendopo Keraton Solo dan Petilasan Brawijaya V Tidak Terkena Kebakaran Hutan Gunung Lawu

Yogyakarta
Ditanya Soal Wacana Jokowi Jadi Ketum PDIP, Gibran: Pak Rudy yang Bisa Jawab

Ditanya Soal Wacana Jokowi Jadi Ketum PDIP, Gibran: Pak Rudy yang Bisa Jawab

Yogyakarta
Kunjungi Banyumas Bersama Anies, Cak Imin: Targetnya Kalahkan PDI-P di Jateng

Kunjungi Banyumas Bersama Anies, Cak Imin: Targetnya Kalahkan PDI-P di Jateng

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com