Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan 10 Jasad Diduga Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara

Kompas.com - 03/04/2023, 18:32 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - 10 jasad ditemukan terkubur di sebuah kebun di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (3/4/2023).

Penggalian dilakukan sejak Senin siang hingga pukul 15.00 WIB. Jasad-jasad itu diduga merupakan korban aksi Tohari (45) alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara.

Kasat Reskrim Polres Banjarnegara, AKP Bintoro Thio Pratama mengatakan, penggalian dilakukan di lahan milik Mbah Slamet.

"Hari ini kami kembali melakukan penggalian di lokasi yang sama dengan lokasi kemarin, lahan milik pelaku," kata Bintoro, dikutip dari TribunJateng.com, Senin (3/4/2023).

Sebelumnya, polisi lebih dulu menemukan jasad korban berinisial PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat, yang dikubur di lokasi tersebut.

Baca juga: Membongkar Fakta Pembunuhan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Jengkel Ditagih Korban

Bintoro menyampaikan, pihaknya hingga saat ini belum bisa memastikan jumlah korban perbuatan Mbah Slamet sang dukun pengganda uang.

"Untuk jumlah pastinya belum bisa kami pastikan," tandasnya.

Kronologi Mbah Slamet bunuh korbannya

Usai berhasil menangkap Mbah Slamet, polisi mengungkapkan kronologi dan motif dukun pengganda uang tersebut membunuh korbannya dengan racun.

Kasus ini terungkap berawal ketika anak dari PO, GE, melapor kepada kepolisian bahwa ayahnya diduga hilang, pada Senin (27/3/2023).

GE menceritakan bahwa dia sempat diajak ayahnya bertemu dengan Mbah Slamet di Wonosobo pada Juli 2022.

Usai bertemu, Mbah Slamet mengajak PO dan GE ke rumahnya yang berada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, untuk membicarakan rencana penggandaan uang yang diinginkan oleh korban.

Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Mengaku Korbannya 5 Orang Bukan Satu

Setelah kembali ke Sukabumi, PO datang lagi ke Banjarnegara pada Senin (20/3/2023) tanpa ditemani anaknya.

Korban tiba di Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023) dengan menggunakan kendaraan wuling hitam.

Dari rumah pelaku, korban sempat menghubungi anaknya yang lain yaitu SL. Dia mengirim pesan lewat Whatsapp yang isinya:

"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," ungkap SL.

HP korban kemudian tak bisa dihubungi sejak Jumat (24/3/2023), hingga polisi berhasil menemukan jasad korban yang telah terkubur pada Sabtu (1/4/2023).

Baca juga: Ritual Maut Mbah Slamet, Sang Dukun Pengganda Uang Racuni Korban karena Kesal Ditagih Rp 70 Juta

Pelaku kesal ditagih korban

Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto menjelaskan, pelaku dan korban pertama kali dipertemukan oleh BS, "tangan kanan" Mbah Slamet.

"Tersangka ini memiliki tangan kanan bernama BS. BS inilah yang mengupload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar. Akhirnya BS mempertemukan korban PO dan Mbah Slamet," ucap Hendri.

Akan tetapi, Mbah Slamet merasa kesal karena korban terus menagih uang hasil penggandaan yang dijanjikan pelaku.

"Motifnya kesal sering ditagih oleh korban. Pelaku kesal kemudian memberikan minuman potas lalu membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa," beber Hendri.

"Selain itu Slamet takut akan dilaporkan hingga korban akhirnya diracun," jelasnya.

Baca juga: Pengakuan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara yang Bunuh Korbannya Pakai Minum Campur Potas, Janjikan Korbannya Rp 5 Miliar

5 tahun jadi dukun pengganda uang

Mbah Slamet disebut telah menjadi dukun pengganda uang selama sekitar lima tahun. Dia mengaku bisa menggandakan uang hingga Rp 5 miliar.

"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp 5 miliar. Tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp 40 juta sampai yang Rp 50 juta," pungkas Hendri.

Akibat perbuatannya, pelaku dapat dikenakan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com