KULON PROGO, KOMPAS.com –Jembatan Duwet, cagar budaya yang berada di Pedukuhan Duwet II, Kalurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jembatan dengan konstruksi jembatan gantung ini dibangun pada tahun 1930, kondisinya dinilai rawan.
Pasalnya, talut penahan tebing jembatan itu ambrol pada salah satu sisi. Selain itu, ditemukan retak lain pada bagian jembatan.
Baca juga: Dua Tiang Penyangga Jembatan Kuning Runtuh, Macet 3 Km di Jalan Trans Sulawesi
“Kita lihat keadaannya semakin mengkhawatirkan. Kondisi tanah tebing itu longsor hingga tegak. Kondisi jembatan mengalami keretakan, sudah kami ambil (bukti) gambarnya,” kata Pelaksana Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Joko Satyo Imam Nahrowi, Senin (20/3/2023).
Berawal dari talut penahan tebing sisi barat mendadak runtuh pada Sabtu (18/3/2023) pukul 04.30 WIB. Tebing itu sekaligus pendukung penyangga jembatan.
Tebing longsor itu setinggi sekitar 27 meter dan lebar 30 meter. Tebing yang ambrol memiliki ketebalan 5 meter.
Menyusul pemeriksaan selanjutnya ditemukan ada retak pada jembatan. Mereka juga menemukan ada beberapa mata air di sekitar tebing longsor.
"Apakah karena ini maka longsor, masih belum bisa diketahui," kata Joko.
Joko mengatakan, perlu ada langkah segera untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan karena kondisi rawan jembatan. Terutama karena jembatan masih menjadi akses utama masyarakat untuk menyeberang antara Kulon Progo dan Magelang, Jawa Tengah.
Pemerintah pun tengah menggodok langkah dalam jangka pendek, menengah dan panjang dalam kasus ini. Di antaranya perlu segera mendatangkan tenaga ahli untuk aseamen sehingga bisa diputuskan langkah terbaik terkait operasional jembatan.
“Perlu menunjuk tenaga ahli untuk asesmen untuk melihat kondisi apakah jembatan itu layak digunakan, atau harus diperbaiki, perkuatan, relokasi atau hingga bikin jembatan baru. Semua harus ada rekomendasi tenaga ahli,” kata Joko.
Baca juga: Malam-malam Ganjar Sidak Proyek Jembatan Juwana Pati, Minta Maret Sudah Selesai
Namun, untuk langkah dalam jangka waktu dekat, semua pihak masih membahas apakah jembatan segera ditutup atau pengaturan terbatas satu per satu kendaraan.
“Tapi dari rapat tadi arahnya akan segera ditutup,” kata Joko.
Staff Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kulon Progo, Suyatno turut meninjau lokasi takut longsor dari jembatan. Suyatno mengungkapkan, pihaknya baru sebatas mengamankan pinggir tebing dengan cara membentang garis polisi di tebing ambrol. Dengan demikian mencegah kemungkinan orang menonton dari pinggir tebing yang masih potensi longsor.
“Biasanya orang ingin melihat dari dekat, maka segera diberi peringatan,” kata Suyatno.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.