Disinggung soal stok minyak, menurut Ambar saat ini stok Ambar masih aman saat menjelang bulan puasa. Hanya saja, kelangkaan Minyakita menjadi gejolak bagi para pelaku UMKM dan masyarakat menenga ke bawah.
"Kalau bicara ketersediaan, itu cukup, bahkan lebih dari cukup. Tapi, ketika bicara Minyakita, karena distribusinya ada keterlambatan, memang stoknya menjadi terganggu," pungkasnya.
Sementara itu Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Syailendra mengatakan stok yang dikirim ke Yogyakarta kali ini merupakan temuan Minyakita yang telat didistribusikan.
"Iya (dari Cilincing)," katanya.
Menurut Syailendra temuan Minyakita 500 ton merupakan minyak yang telat didistribusi.
"Jadi begini dia (produsen) ada produksi yang diproduksi bulan Desember tapi kan harusnya segera dong didistribusikan. Nah kemarin ditemukan belum terdistribusi sampai dengan bulan Januari," ujar Syailendra saat ditemui di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (16/2/2023).
Menurut dia Minyakita yang selesai diproduksi seharusnya segera didistribusikan kepada masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan barang dengan kualitas yang baik.
"Kita bicara ada barang yang masih belum terdistribusi tapi waktunya kelamaan, kalau sampai 2 bulan belum didistribusi ya nanti keburu rusak," ujar dia.
Ia menjelaskan telatnya distribusi Minyakita ke masyarakat dikarenakan beberapa hal pertama produsen memilih untuk memproduksi minyak curah dibandingkan minyak kemasan.
Kedua, adanya larangan berlayar dari Kalimantan sehingga pengiriman bahan produksi kepada produsen yang berada di Jawa Timur sempat tersendat.
"Kenapa macet, ternyata sempat ada larangan berlayar selama dua minggu itu," katanya.
Syailendra juga menambahkan tak hanya larangan berlayar dua minggu bagi pemasok sawit di Kalimantan, cuaca buruk di area Sumatera juga membuat distribusi bahan baku tersendat.
"Kalau dari daerah Jakarta, maupun Karawang (produsen) itu sumber dari Sumatera sempat ada gangguan cuaca tapi enggak lama," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.