Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Pedagang: Tarif Segitu Meresahkan, Takutnya Jadi Sepi

Kompas.com - 06/06/2022, 20:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Tiket naik Candi Borobudur yang dibanderol Rp 750.000 per orang untuk wisatawan domestik dan US$ 100 per orang bagi turis mancanegara, menjadi perbincangan.

Sejumlah pedagang di kawasan Candi Borobudur angkat bicara mengenai rencana pemberlakuan tarif itu.

Seorang pedagang, Anita, mengatakan bahwa tarif tersebut terlalu mahal.

Baca juga: Naik ke Candi Borobudur Dibatasi 1.200 Orang Per Hari, Harus Bayar Rp 700.000

Anita menuturkan, sebelum kabar itu bergulir, sempat beredar wacana tiket naik candi seharga sekitar Rp 100.000.

“Kok sekarang tiba-tiba jadi Rp 750.000, itu membingungkan dan meresahkan kalau tarif segitu, takutnya nanti jadi sepi atau gimana,” ujarnya, dikutip dari Kompas TV.

Pedagang pakaian tersebut memastikan bahwa tarif Rp 750.000 diberlakukan bagi pengunjung yang ingin menaiki Candi Borobudur, bukan tiket masuk.

“Tapi sudah dikonfirmasi yang Rp 750.000 itu kalau yang naik candi, dan belum tahu kapan itu terjadi kan. Kalau yang normal sekarang masih Rp 50.000," ucapnya.

Baca juga: Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Siapa Mau Datang?

Pedagang lain, Feri, menuturkan, kabar tiket naik Candi Borobudur Rp 750.000 berdampak bagi kunjungan wisatawan.

Ia menceritakan, rombongan wisatawan sebanyak tiga bus dari Jakarta yang hendak ditangani temannya, mendadak membatalkan jadwal ke Borobudur.

“Soalnya ada kabar yang masuknya Rp 750.000. Sebenarnya kalau infonya itu jelas, mungkin mereka jadi ke sini. Karena Rp 750.000 itu kan kalau naik (candi), kalau masuk ke taman kan tetap Rp 50.000. Jadi kasihan teman-teman karena info itu banyak tamu yang mengurungkan ke Candi Borobudur,” tuturnya.

Baca juga: Tiket Naik ke Candi Borobudur Rp 750.000, Ketum ASSPI: Ini Salah Satu Cara Menghargai Borobudur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Yogyakarta
Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Yogyakarta
Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Yogyakarta
Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Yogyakarta
Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Yogyakarta
Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Yogyakarta
Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com