Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah: Buya Syafii Maarif seperti Ikan di Lautan

Kompas.com - 28/05/2022, 15:05 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Andi Hartik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengibaratkan Ahmad Syafii Maarif seperti ikan di lautan. Menurutnya, meski air laut terasa asin, ikan yang hidup di dalamnya tidak ikut asin.

Hal itu disampaikan Khofifah saat bertakziah ke rumah duka di Nogotirto, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (28/5/2022).

Diketahui, Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii wafat pada Jumat (27/5/2022) di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu berpulang pada usia 86 tahun.

Baca juga: Kenangan Murid Buya Syafii Maarif: Sederhana dan Tak Minta Dihormati Berlebihan

"Kalau diibaratkan buya (Buya Syafii) ini seperti ikan di lautan. Air laut itu asin, walaupun hidup di laut tapi ikan itu tidak terkontaminasi asinnya air laut," kata Kofifah di rumah duka.

Khofifah menganalogikan Buya Syafii dengan ikan di lautan karena semasa hidupnya menjadi sosok ulama kharismatik dengan pikiran-pikiran besar yang menyejukkan. Sehingga, banyak kekuatan politik yang ingin mendapatkan legitimasi atau justifikasi tertentu dari mendiang.

"Saya rasa beliau bisa menjadi payung dari sangat banyak kekuatan politik, kekuatan sosial, kekuatan keagamaan dan tentu komitmen besar beliau menjaga kebhinnekaan di dalam kebersatuan dan persatuan," jelas Khoffiah.

Baca juga: Cerita Murid Buya Syafii: Resah Akan Konflik Muhammadiyah dan NU Kala Gus Dur Didesak Mundur

Tidak hanya itu, Khofifah menyebut Buya Syafii sebagai bapak bangsa yang selalu ingin negerinya dalam suasana damai, sejuk, dan penuh persatuan.

"Umat Islam juga beliau ingin suasana yang damai dan bersatu, kedamaian dan kebersatuan itu salah satu hal yang diperjuangkan oleh tokoh-tokoh besar, tokoh-tokoh bangsa yang dimiliki oleh negeri ini," katanya.

Menurut Khofifah, meninggalnya Buya Syafii Maarif menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Khofifah menyebut, di saat-saat seperti ini, pemikiran buya dibutuhkan untuk mengawal bangsa dan negara Indonesia.

"Maka tugas kita adalah bagaimana bisa menjaga, menindaklanjuti dan terus bisa menjalankan pikiran-pikiran besar beliau untuk menjaga integritas dari seluruh warga bangsa supaya suasana sejuk damai," katanya.

Khofifah juga menilai sosok Buya Syafii sebagai sosok yang mandiri, baik dalam ranah domestik maupun publik. Penilaian itu disampaikan Khofifah usai berbincang dengan istri mendiang Buya Syafii.

"Rasanya tidak mudah mengikutinya tapi pembelajaran kehidupan saya rasa harus terus kita lakukan untuk kita cari yang terbaik bagi ikhtiar kita membangun ketahanan keluarga baru kemudian ketahanan nasional," ucap mantan Menteri Sosial ini.

Baca juga: Selamat Jalan Sang Guru Bangsa, Buya Syafii Maarif...

Menurutnya, menjaga ketahanan keluarga bukanlah hal yang sederhana. Menjaga ketahanan keluarga sangat penting untuk diikuti dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

"Membangun harmonis partnership di antara beliau dan umi Nur Kholifah (istri Buya Syafii) ini menjadi bagian penting bagi kita untuk kita terus ikuti dan menindaklanjuti di dalam perjalanan kehidupan kita masing-masing," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com