YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengurangi angka kecelakaan yang melibatkan pelajar, dan menghidupkan angkutan umum, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, meluncurkan bus sekolah baik yang gratis maupun berbayar.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto mengatakan, pihaknya hari ini meluncurkan bus sekolah gratis sebanyak 3 unit, dan belasan bus pelajar berbayar.
Sebelumnya sudah dilakukan uji coba 14 Maret dengan jalur Semanu-Wonosari. Hasilnya pelajar sangat antusias dan untuk itu mulai besok 3 bus sekolah mulai beroperasi.
Baca juga: Bus Sekolah DKI Dimodifikasi agar Sopir Aman Angkut Pasien Covid-19
"Mulai besok beroperasi. Kita ada 3 armada bus dari Pemkab dan itu gratis," kata Rakhmadian di kantor Dinas Perhubungan Gunungkidul, Kamis (31/3/2022).
Dijelaskannya, untuk 3 bus plat merah yang gratis Semanu-Wonosari, Sokoliman (Kapanewon Karangmojo)-Wonosari dan Gedangsari-Wonosari.
"Ada yang 22 kursi, 24 kursi hingga 30 kursi. Tapi jalur itu bisa tentatif, dalam artian kalau di jalur Semanu-Wonosari banyak peminatnya bisa ada bus yang diperbantukan ke jalur itu. Untuk bus sekolah gratis ini sendiri standby di titik kumpul pukul 05.45 WIB," ucap dia.
Rakhmadian mengatakan, selain bus gratis pihaknya juga menggandeng para pemilik usaha angkutan umum agar kembali hidup.
Salah satunya angkutan umum tersebut boleh menjadi bus sekolah sesuai dengan jalur trayek masing-masing.
"Makanya mereka berbayar, bisa bekerja sama dengan komite sekolah dan bisa langsung dengan anak dengan tarif Rp 3.000. Jadi pulang pergi Rp 6.000. Karena dari survei kalau membawa motor sehari uang saku dari orangtua minimal Rp 10.000. Kalau pakai bus sekolah kan dipastikan anak tidak berkeliaran ke mana-mana," ucap dia.
Baca juga: Bus Sekolah DKI Jakarta Dialihfungsikan, Sehari Antar 70 Pasien Covid-19
Adapun tujuan bus sekolah untuk mengamankan anak sekolah agar tidak terjadi kecelakaan, dan kedua kita ingin menghidupkan kembali angkutan, karena mereka perlu uang untuk menafkahi keluarga.
"Besok Jumat (1/4/2022) akan koordinasi dengan Organda terkait pembagian rute-rute dari paguyuban angkutan, agar tidak akan berbenturan dengan bus sekolah gratis," kata Rakhmadian.
Pihaknya menjamin, pengemudi untuk bus sekolah, baik dari Dishub maupun dari paguyuban sudah memenuhi syarat.
Antara lain memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) jenis B1, menjalani ujian praktik, hingga akan dievaluasi secara periodik.
Baca juga: 42 Bus Sekolah di DKI Jakarta Siap Dialihfungsikan Antar Pasien Covid-19
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengaku akan memantau perkembangan operasionalisasi bus sekolah, jika di jalur lain ada permintaan, pihaknya akan mengakomodir pemilik jasa angkutan umum untuk memberikan layanan.
"Selama ini angkutan umum banyak yang tidak terpakai. Nanti akan dikaji jika bisa dioperasionalkan melalui skema kerjasama dengan Dishub," kata Sunaryanta.
Sunaryanta menambahkan, tidak menutup kemungkinan armada dari Dishub akan ditambah jika memang dibutuhkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.