Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padukuhan Wotawati di Aliran Bengawan Solo Purba, Kala Sinar Matahari Lebih Singkat Dibandingkan Daerah Lain...

Kompas.com - 25/03/2022, 16:28 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aliran Bengawan Solo, Sungai terpanjang di Jawa ini saat ini berhulu di Wonogiri dan bermuara di Gresik, Jawa Timur .

Sebelum ada perubahan aliran sungai ini karena adanya pengangkatan tektonik, jutaan tahun silam, Bengawan Solo bermuara di pantai Sadeng, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Jejak Bengawan Solo Purba adalah jajaran perbukitan karst yang kini masuk sebagai Geopark Gunung Sewu Network oleh UNESCO di konfrensi Asia Pasific Global Network di Sanin, Kaigan, Jepang pada 2015 lalu.

Baca juga: Padukuhan Bernama Janganmati di Yogyakarta, Selalu Optimistis meski Akses Air, TV, hingga Internet Sulit

Bekas aliran kini sebagian besar menjadi lahan pertanian, namun ada satu wilayah yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal, yakni di Padukuhan Wotawati, Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo.

Untuk menuju ke Padukuhan Wotawati jika dari Kota Wonosari melalui jalur menuju Rongkop, dan melalui jalur jalan lintas selatan (JJLS) menuju Kapanewon Girisubo, dan masuk menuju Padukuhan Wotawati kurang lebih 36 km atau hampir 1 jam menggunakan sepeda motor.

Masuk ke wilayah Padukuhan Wotawati harus ekstra hati-hati karena berada di lembah dengan kontur jalan menurun cukup curam, jalannya hanya cor blok, dan belum pernah diaspal.

Tak banyak lalu lalang kendaraan, hanya beberapa warga yang membawa sepeda motor dengan jok belakang diisi pakan ternak atau hasil kebunnya.

Padukuhan ini sebelah selatannya berbatasan dengan Samudra Hindia, timur dan utara Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

"Beginilah kondisi padukuhan kami Mas," kata Dukuh Wotawati, Robby Sugihastanto (27) saat ditemui di rumahnya Kamis (24/3/2022).

Baca juga: Sekolah Terdampak Proyek Jalan, Puluhan Siswa di Gunungkidul Belajar di Balai Padukuhan

Robby baru saja mencari pakan ternak dari ladang yang tak jauh dari rumahnya.

Memang sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, sebagian lainnya memilih untuk merantau. Total ada 82 kepala keluarga yang tinggal dengan total sekitar 450 jiwa.

"Di sini sebagian besar kartu KK-nya masih tempel. Banyak juga yang merantau. Saya saja, 8 tahun merantau dan pulang mendaftar dukuh dan kebetulan jadi baru setahun terakhir," kata dia.

Robby menceritakan, dari cerita turun temurun, padukuhan di aliran Sungai Bengawan Solo purba tersebut ada seseorang yang bercocok tanam di aliran tersebut dan membuat gubug ratusan tahun silam.

"Dan mereka mulai berkeluarga di sini. Jadi mereka menetap di sini bertahun-tahun dan terjadilah kampung Wotawati," kata dia.

Baca juga: Hampir Separuh Wilayah di Padukuhan Ini Hilang karena Tol Yogya-Bawen

Padukuhan Wotawati, Kalurahan Pucung, GirisuboKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Padukuhan Wotawati, Kalurahan Pucung, Girisubo

"Dulunya di sini sebagai aliran sungai Bengawan Solo purba. Jadi ya ibaratnya kalau dipikir tidak percaya kok ada Dusun di sebuah lembah Bengawan Solo purba yang diapit gunung-gunung," ucap Robby.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com