YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lahan pertanian di Kota Yogyakarta terus menurun luasnya setiap tahun. Bahkan, sawah di Kota Yogyakarta masuk kategori lahan sawah dilindungi (LSD).
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi mengatakan, dengan kategori LSD itu maka pihaknya akan mempersulit alih fungsi lahan sawah.
“Dipersulit, betul. Kalau bisa jangan sampai beralih,” ujarnya, Kamis (13/6/2024).
Baca juga: Solihin Warga Garut Mengaku Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun, Tabungan dan Sawah Habis untuk Berobat
Upaya untuk mempersulit alih lahan ini bertujuan untuk melindungi sawah di Kota Yogyakarta. Ia mencontohkan di penduduk Kota Yogyakarta mencapai 375.000. Jika konsumsi paling rendah seperempat kilo maka membutuhkan 93 ton per hari.
“Jumah itu harus dicukupi oleh sekian puluh hektar, sehingga hanya ada 50 hektar sudah tidak bisa (alih lahan),” jelas dia.
Menurutnya, Kota Yogyakarta masih tergolong beruntung karena provinsi atau kabupaten lain masih menjual berasnya ke luar daerah. Namun, jika ada pelarangan menjual beras ke luar daerah maka Kota Yogyakarta bakal terancam kekurangan pangan.
“Untungnya tidak ada provinsi enggak mau mengeluarkan berasnya ke daerah lain. Kalau ada yang tidak mau mengeluarkan berasnya, akan kelaparan,” kata dia.
Ia menyebut 50 hektar lahan di Kota Yogyakarta masih produktif dan berupa sawah. Namun tantangan yang dihadapi saat ini adalah lahan-lahan produktif tersebut dibiarkan begitu saja tidak ada yang menggarap.
“Dibiarkan, tidak digarap. Tapi ada juga yang digarap dua kali ada yang digarap 3 kali. Ada yang dijadikan kolam ikan tetapi itu statusnya masih sawah. Status hukumnya masih sawah,” kata dia.
Dia mengatakan pihaknya sudah berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk tetap menggarap sawah meski luasannya sudah semakin berkurang.
“Kita tidak bisa intervensi, itu hak mereka sendiri,” ujar dia.
Untuk mendongkrak ketahanan pangan, masyarakat juga bisa menanam cabai di rumahnya. Menurutnya, menanam cabai tak membutuhkan lahan.
“Tanam 5 batang saja akan mengurangi pengeluaran dan jadi bagian ketahanan pangan, menanam apa saja yang bisa dilakukan. Karena pertanian perkotaan tidak membutuhkan lahan hamparan bisa menggunakan kaleng atau bahan bekas,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.