Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alih Fungsi Lahan Sawah di Yogyakarta Bakal Dipersulit, Ini Alasannya

Kompas.com - 13/06/2024, 15:26 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lahan pertanian di Kota Yogyakarta terus menurun luasnya setiap tahun. Bahkan, sawah di Kota Yogyakarta masuk kategori lahan sawah dilindungi (LSD).

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi mengatakan, dengan kategori LSD itu maka pihaknya akan mempersulit alih fungsi lahan sawah.

“Dipersulit, betul. Kalau bisa jangan sampai beralih,” ujarnya, Kamis (13/6/2024).

Baca juga: Solihin Warga Garut Mengaku Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun, Tabungan dan Sawah Habis untuk Berobat

Upaya untuk mempersulit alih lahan ini bertujuan untuk melindungi sawah di Kota Yogyakarta. Ia mencontohkan di penduduk Kota Yogyakarta mencapai 375.000. Jika konsumsi paling rendah seperempat kilo maka membutuhkan 93 ton per hari.

“Jumah itu harus dicukupi oleh sekian puluh hektar, sehingga hanya ada 50 hektar sudah tidak bisa (alih lahan),” jelas dia.

Menurutnya, Kota Yogyakarta masih tergolong beruntung karena provinsi atau kabupaten lain masih menjual berasnya ke luar daerah. Namun, jika ada pelarangan menjual beras ke luar daerah maka Kota Yogyakarta bakal terancam kekurangan pangan.

“Untungnya tidak ada provinsi enggak mau mengeluarkan berasnya ke daerah lain. Kalau ada yang tidak mau mengeluarkan berasnya, akan kelaparan,” kata dia.

Ia menyebut 50 hektar lahan di Kota Yogyakarta masih produktif dan berupa sawah. Namun tantangan yang dihadapi saat ini adalah lahan-lahan produktif tersebut dibiarkan begitu saja tidak ada yang menggarap.

“Dibiarkan, tidak digarap. Tapi ada juga yang digarap dua kali ada yang digarap 3 kali. Ada yang dijadikan kolam ikan tetapi itu statusnya masih sawah. Status hukumnya masih sawah,” kata dia.

Dia mengatakan pihaknya sudah berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk tetap menggarap sawah meski luasannya sudah semakin berkurang.

“Kita tidak bisa intervensi, itu hak mereka sendiri,” ujar dia.

Untuk mendongkrak ketahanan pangan, masyarakat juga bisa menanam cabai di rumahnya. Menurutnya, menanam cabai tak membutuhkan lahan. 

“Tanam 5 batang saja akan mengurangi pengeluaran dan jadi bagian ketahanan pangan, menanam apa saja yang bisa dilakukan. Karena pertanian perkotaan tidak membutuhkan lahan hamparan bisa menggunakan kaleng atau bahan bekas,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Truk Terguling hingga Masuk Jurang di Bantul, Obat Nyamuk Bakar Berhamburan di Jalanan

Truk Terguling hingga Masuk Jurang di Bantul, Obat Nyamuk Bakar Berhamburan di Jalanan

Yogyakarta
Kemenlu Sebut 165 WNI Terancam Hukuman Mati, Terbanyak di Malaysia dengan Kasus Narkoba

Kemenlu Sebut 165 WNI Terancam Hukuman Mati, Terbanyak di Malaysia dengan Kasus Narkoba

Yogyakarta
Sakit Hati Difitnah Curi Ayam, Pria di Gunungkidul Bunuh Nenek Tetangganya Sendiri

Sakit Hati Difitnah Curi Ayam, Pria di Gunungkidul Bunuh Nenek Tetangganya Sendiri

Yogyakarta
Curi Sepeda Motor, Pria Asal Sukoharjo 'Didor' Polisi di Gunungkidul

Curi Sepeda Motor, Pria Asal Sukoharjo "Didor" Polisi di Gunungkidul

Yogyakarta
Pelaku Pembunuhan Nenek di Gunungkidul Ditangkap, Motif Sakit Hati Difitnah

Pelaku Pembunuhan Nenek di Gunungkidul Ditangkap, Motif Sakit Hati Difitnah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Diskominfo Pati Kesulitan Ubah Cap Negatif Sukolilo di Google Maps, Ini Alasannya

Diskominfo Pati Kesulitan Ubah Cap Negatif Sukolilo di Google Maps, Ini Alasannya

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Pilkada 2024, Bupati Bantul Bantah Pecah Kongsi dengan Wakilnya

Pilkada 2024, Bupati Bantul Bantah Pecah Kongsi dengan Wakilnya

Yogyakarta
Alami Kecelakaan Tunggal, Pengendara Motor di Bantul Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan

Alami Kecelakaan Tunggal, Pengendara Motor di Bantul Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan

Yogyakarta
Mengenal Blondo, Kuliner Lawas dari Sisa Pembuatan Minyak Kelapa

Mengenal Blondo, Kuliner Lawas dari Sisa Pembuatan Minyak Kelapa

Yogyakarta
Usai Tabrak Lari Anggota DPRD Terpilih Asmat, Pelaku Sempat Jalan-jalan ke Malioboro

Usai Tabrak Lari Anggota DPRD Terpilih Asmat, Pelaku Sempat Jalan-jalan ke Malioboro

Yogyakarta
Tabrak Lari Anggota DPRD Terpilih Asmat, Pelaku Sempat Konsumsi Sabu

Tabrak Lari Anggota DPRD Terpilih Asmat, Pelaku Sempat Konsumsi Sabu

Yogyakarta
Lagi, Sampah Menumpuk di Jalanan Kota Yogyakarta

Lagi, Sampah Menumpuk di Jalanan Kota Yogyakarta

Yogyakarta
4 Jemaah Haji Asal DIY Meninggal Dunia di Tanah Suci, Apa Penyebabnya?

4 Jemaah Haji Asal DIY Meninggal Dunia di Tanah Suci, Apa Penyebabnya?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com