Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Peziarah Makam Raja Imogiri Ditarik Tarif Rp 500.000, Keraton Yogyakarta Buka Suara

Kompas.com - 30/04/2024, 14:15 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keluhan seorang pengunjung saat berziarah ke makam raja di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), viral di media sosial. Pengunjung tersebut mengaku ditarik tarif Rp 500.000 setelah berziarah.

Pengunjung tersebut mengaku biasanya dimintai retribusi sebesar Rp 50.000. Tarif tersebut berlaku untuk masing-masing wilayah makam, baik yang kasultanan maupun kasunanan. Sehingga harus membayar dua kali. 

Baca juga: Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta

Namun, kali ini pengunjung tersebut dimintai tarif Rp 250.000 untuk masing-masing wilayah. Sehingga total Rp 500.000. 

"Diluar dugaan kita serombongan harus membayar masing-masing wilayah @250k untuk para petugas (kuncennya). Artinya 500k. SANGAT KAGET SAYA MENDENGARNYA," tulis akun @Merapi_Uncover

Dia juga mengungkapkan ada wisatawan luar kota yang juga dikenai tarif serupa. Namun karena tidak memiliki uang dengan nominal yang ditetapkan, akhirnya wisatawan tersebut hanya membayar seiklasnya.

"Ketika tidak sanggup mungkin juga karena tidak siap (tidak ada ATM) atau tidak punya kemudian dinegosiasikan dan hanya bayar seikhlasnya saja klo tidak salah 200 atau 300 gitu," tulis akun @Merapi_Uncover.

Pihak Keraton pun buka suara terkait keluhan pengunjung tersebut. Carik Kawedanan Sriwandawa, KRT Purwosemantri mengatakan, juru kunci tersebut dipanggil atasannya. 

"Untuk sementara sudah dipanggil (juru kunci) oleh atasanya langsung Bupati Puralaya Imogiri KRT Reksakusuma untuk dimintai keterangan. Yang selanjutnya selanjutnya dilaporkan ke Penghageng KH Panitrapura/Kawedanan Sri Wandawa," ujar KRT Purwosamantri saat dihubungi pada Selasa (30/4/2024).

Dia menegaskan bahwa tidak ada retribusi bagi pengunjung makam. Namun, pengunjung memang harus menyewa pakaian adat jawa. Hal ini lantaran peziarah wajib mengenakan pakaian adat jawa. 

"Sebenarnya tidak ada retribusi. Hanya saja untuk masuk berziarah diwajibkan memakai pakaian adat jawa yang sudah ditentukan, dan para Abdi Dalem (perkumpulan) menyewakan dengan nominal tertentu," katanya. 

 

Dia juga mengatakan tidak ada kewajiban pengunjung untuk memberikan sesuatu kepada Abdi Dalem. 

"Tidak ada peraturan dari Kraton untuk peziarah yang mewajibkan memberikan apa pun kepada Abdi Dalem. Kalau ada peziarah yg memberikan sesuatu kepada Abdi Dalem itu sifatnya pribadi," ungkapnya. 

Purwosemantri juga menegaskan bahwa tidak dibenarkan bagi Abdi Dalem meminta sejumlah uang kepada pengunjung makam. 

"Tidak dibenarkan Abdi Dalem meminta sejumlah uang kepada peziarah. Dan aturan itu benar-benar dibekalkan kepada para Juru kunci oleh Bupati Juru kunci Imogiri," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com