KOMPAS.com - Telaga Jonge terletak di Pedukuhan Kuwangen Lor, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Keberadaan Telaga Jonge berawal sebagai tempat wisata religi dan menjadi obyek wisata yang cukup populer di Gunung Kidul.
Tempat wisata tersebut dapat menjadi alternatif untuk menghabiskan liburan bersama keluarga.
Telaga Jonge dikelilingi oleh pepohonan rindang sehingga suasananya sejuk dan hening.
Keberadaan Telaga Jonge yang memiliki luas sekitar 3.700 meter persegi menyimpan cerita sejarah yang menarik.
Konon, Telaga Jonge menjadi tempat pelarian punggawa Majapahit yang bernama Ki Sidik Wacono.
Baca juga: Telaga Jonge Gunungkidul Buka Saat Malam Tahun Baru, Masuk Gratis
Ki Sidik lari saat kekuasaan Kerajaan Majapahit mulai runtuh.
Pada awalnya, ia tiba di Tepus melalui jalur laut. Kemudian, ia kembali berkelana hingga tiba di Kuwangen dan mulai hidup bercocok tanam.
Ki Sidik menjalani hidup dalam penyamaran agar tidak diburu oleh orang Majapahit.
Masyarakat setempat kemudian mengenalnya dengan sebutan Kyai Jonge. Ia selalu bersemedi di hutan di wilayah Kuwangen.
Dalam cerita yang berkembang di masyarakat, saat Kyai Jonge meninggal muncul air dari tempatnya meninggal. Hal tersebutlah yang menjadi Telaga Jonge saat ini.
Air Telaga Jonge berasal dari tadah hujan, namun uniknya air tersebut tidak pernah kering meskipun di musim kemarau.
Makam Kyai Jonge berada di tengah telaga dan baru terlihat saat air telaga surut.
Awalnya, Telaga Jonge dikenal sebagai wisata religi, kemudian masyarakat setempat mengembangkannya menjadi wisata publik.
Pengembangan Telaga Jonge sebagai tempat wisata gencar dilakukan pada tahun 2017.