YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pihak sekolah mengklarifikasi dugaan perundungan yang terjadi di SMP Negeri Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Kepala Sekolah SMPN di Wonosari Sutotok Sudarujian mengatakan, korban dan pelaku merupakan siswa disabilitas di sekolahnya.
"Pertama, kami kaget mendengar informasi bahwa korban menjadi korban bully," kata Sutotok saat ditemui di sekolahnya Jumat (23/2/2024).
Baca juga: Anak Disabilitas di Gunungkidul Dirundung Teman Sekolah hingga Jarinya Patah
Sebab, kata Sutotok, korban dikenal anak yang percaya diri, tidak minder, dan merupakan atlet taekwondo.
"Dia (korban) merupakan atlet taekwondo, badannya kenceng, sekolah kami inklusi. Ada beberapa anak kami yang disabilitas," kata dia.
Sutotok mengatakan, korban dan terduga perundung yang terlibat perkelahian dan perundungan merupakan siswa disabilitas.
Terduga perundung merupakan tunagrahita, kecerdasannya setara anak usia 6 sampai 8 tahun.
Sementara korban, merupakan disabilitas fisik yang lahir dengan satu tangan.
Dari informasi yang dikumpulkan pihak sekolah, pada Rabu (21/2/2024), kejadian ini terjadi setelah sholat dhuhur ketika waktu istirahat kedua.
Kejadian bermula saat korban duduk di depan Lab Komputer II bersama beberapa teman dan kemudian terduga pelaku datang dari mushola.
Terduga pelaku saat itu menendang triplek gudang prakarya.
Korban mengingatkan untuk tidak menendang sembari menyebutkan nama ayah terduga pelaku.
"Yang diingatkan membalas dengan mengejek mengajak membentangkan tangan," kata dia.
Setelah itu, keduanya terlibat perkelahiran. Korban menarik kerah baju dan sempat memukul terduga pelaku.
"Kemungkinan jari kelingking (patah karena) memukul, kalau itu dianggap bullying tetapi kami menganggap itu kesalahpahaman anak," kata dia.
Dikatakannya korban dibawa ke rumah sakit, dan terduga pelaku dibawa ke UKS karena benjolan di kepala akibat pukulan korban.
Baca juga: Hari Ini, Polisi Periksa Tiga Anggota Geng Tai Binus School Serpong yang Terlibat Perundungan
Sutotok melanjutkan, guru BK di sekolahnya sudah berkomunikasi dengan kedua orangtua siswa pada hari Kamis (22/4/2024).
"Kami lanjutkan hari ini, termasuk melibatkan tokoh masyarakat karena keduanya kan satu Kalurahan beda Padukuhan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.