YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta pada Minggu (18/02/2024).
Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi menyebut Surya Paloh seperti sudah siap dengan kekalahan di pilpres. Diketahui, Nasdem merupakan partai pendukung paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Sejak awal memang kalau saya membaca itu Surya Paloh itu memang sudah siap dengan kekalahan dalam melawan Prabowo-Gibran," ujar Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arya Budi, Selasa (20/02/2024).
Baca juga: Jokowi Bertemu Surya Paloh, Gibran: Kalau di Atas Adem, di Bawah Adem
Arya Budi menyebut sangat mungkin Surya Paloh merapat ke kubu Prabowo-Gibran dengan dijembatani oleh Presiden Jokowi.
"Jadi Surya Paloh merapat ke Jokowi memang tidak cukup mengagetkan. Meskipun mereka sudah mengambil jarak ketika Surya Paloh mencalonkan Anies," tegasnya.
Dijelaskan Arya Budi, Jokowi dan Partai Nasdem memiliki sejarah panjang terkait dengan koalisi politik. Pada tahun 2012 ada Surya Paloh di belakang Jokowi saat pilkada DKI Jakarta.
Bahkan Partai Nasdem yang diketuai oleh Surya Paloh pada tahun 2014 menjadi yang pertama mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden.
"Sehingga Surya Paloh secara personal maupun secara kelembagaan sebagai Ketua Umum Nasdem memang mempunyai kedekatan emosional juga dengan Jokowi. Terkait dengan ideologi mereka misalnya cukup nasionalis, kedekatan kultural dan seterusnya," bebernya.
Menurut Arya Budi hal itu lah yang menjelaskan Surya Paloh dan Jokowi tidak terlihat canggung satu sama lain menjalin komunikasi.
"Tetapi Surya Paloh bertemu di istana itu menjelaskan mereka tidak terjadi kekikukan, tidak terjadi ewuh pakewuh. Jokowi dan Surya Paloh atau Nasdem, meskipun mereka berseberangan secara elektoral di 2024 karena punya paslon masing-masing, sejarah politik mereka sudah terjalin lama," ucapnya.
Arya Budi melihat pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh merupakan komunikasi awal untuk mencairkan proses politik pasca-pemilu nanti.
"Saya pikir, komunikasi yang dibangun antara Surya Paloh dan Jokowi itu adalah komunikasi awal untuk mencairkan proses politik pasca-pemilu nanti. Saya pikir itu masih tahap awal, jadi saya tidak membaca itu lansung berbicara banyak hal tentang kabinet dan seterusnya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.