Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Mahfud MD Masih Dosen, UII Tegaskan Bersikap Netral

Kompas.com - 24/11/2023, 20:48 WIB
Wijaya Kusuma,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024, Mahfud Md, masih berstatus sebagai dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Meski demikian, UII menegaskan akan bersikap netral dalam Pemilu 2024.

"UII sebagai institusi tidak mungkin kita menyatakan kita mendukung satu kandidat, karena UII sangat beragam warna-warni dan semuanya kita berikan ruang untuk bertumbuh," ujar Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Fathul Wahid di Balairung UGM, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Mantan Kapolda Pimpin Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud di Lampung

Namun Fathul mengatakan, UII tidak akan melarang dosen kampusnya mendukung salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden dalam Pemili 2024 nanti, sebagai pribadi.

Sebab dukungan yang diberikan secara pribadi ke paslon juga merupakan hak warga negara.

"Sangat mungkin (dosen mendukung paslon) itu kan hak warga negara, tidak boleh ada yang bisa membatasi, kalau saya membatasi, saya melanggar konstitusi," urainya.

Namun, Fathul meminta agar dukungan tersebut tidak diekspresikan secara berlebihan. Termasuk memberikan dukungan dengan menghadirkan alat peraga di lingkungan kampus.

Baca juga: Dukung Ganjar-Mahfud, Andi Gani Sebut Sudah Bicara ke Jokowi

"Dosen pasti kan punya preferensi ya, mereka punya alasan, selama itu tidak diekspresikan secara berlebihan dengan alat peraga dan lain-lain di kampus, nggak ada masalah," tegasnya.

Menurut Fathul Wahid, Mahfud MD sudah berpamitan setelah menjabat sebagai Menkopolhukam. Namun, status Mahfud MD masih sebagai dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

"Prof Mahfud sejak Beliau menjadi Menkopolhukam sudah pamit ke kami, secara resmi masih dosen kami, tetapi tugas-tugasnya kita alihkan ke dosen lain. Bisa dipahami, kan untuk kepentingan yang lebih besar," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com