Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa UGM soal SOP Larangan "Dosen Killer"

Kompas.com - 04/11/2023, 05:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Universitas Gadjah Mada (UGM) merumuskan prosedur operasi standar (standard operating procedure/SOP) guna menciptakan ekosistem kampus yang aman dan nyaman.

Dengan adanya SOP tersebut, nantinya tidak ada lagi dosen yang keras terhadap mahasiswa atau sering disebut "dosen killer" di kampus UGM.

Terkait rencana tersebut, Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM), Noor Faa'izah berpendapat perlu dikaji dengan baik. Meskipun, diakuinya hal itu adalah langkah preventif yang bagus.

Baca juga: Di Balik Larangan Dosen Killer di UGM

"Untuk pembutan SOP nya, bagi saya perlu dikaji ulang meskipun ini merupakan langkah preventif yang bagus. Mengingat, dari perkembangan isu yg saya ikuti SOP ini kan nantinya tidak hanya mengatur dosen dengan mahasiswa, tapi juga dosen dengan dosen dan dosen dengan tendik," katanya, Jumat (3/11/2023). 

"Terlebih, latar belakang yang dibawa-bawa atas pembuatan SOP ini berkaitan dengan pembuatan ekosistem kampus sehat, tidak hanya sehat fisik, juga sehat mental psikologis nya," imbuhnya.

Menurutnya, "dosen killer" sering kali merujuk pada dosen-dosen yang cenderungan memiliki pembawaan tegas dalam kegiatan belajar mengajar.

"Tapi, bagi saya killer ini mengacu pada dosen-dosen yang sering melakukan tindak demanding. Seperti menekan mahasiswa secara psikologis dan memberikan pernyataan-pernyataan verbal yang tidak ada kaitannya dengan perkembangan akademik mahasiswa," ujarnya. 

Dia mengaku belum pernah memiliki pengalaman bertemu dengan "dosen killer". Menurutnya, tindakan dosen seperti marah, suka bertanya, atau memberi tugas yang banyak, tidak bisa dikategorikan sebagai "dosen killer"

"Karena marah mereka biasanya punya alasan yang make sense seperti ada mahasiswa telat, atau misal suka nunjuk mahasiswa dan nanya-nanya tugas atau materi di kelas. (Ini)  justru hal yang baik karena bisa membangun ruang diskusi. Jadi, anggapan killer sendiri di fakultas saya sudah tidak ada sebetulnya," urainya.

Menurutnya SOP terkait "dosen killer" harus dikaji secara matang. Termasuk memastikan kebijakan tersebut tepat sasaran. 

Maka dari itu, dia berpendapat perlu public hearing untuk menampung masukan dan saran terkait SOP tersebut. Salah satunya dari para dosen di UGM.

"Jangan hanya memanfaatkan iklim riset yang sudah dilakukan sebelum-sebelumnya, tapi perlu adanya konsolidas/ hearing dengan berbagai pihak, termasuk dosennya. Karena mereka-mereka yg akan terdampak paling pertama dari SOP ini nantinya," ungkapnya.

Baca juga: Dosen Killer Dilarang di UGM, Ini Alasannya

Dia berharap SOP tersebut nantinya benar-benar dapat menciptakan ekosistem kampus yang nyaman, ramah, dan inklusif bagi semua pihak di kampus UGM.

"Harapannya sih, dengan adanya SOP ini memang benar menciptakan ekosistem kampus yang nyaman, aman, ramah, dan inklusif, bagi semua pihak. Tidak hanya mahasiswa tetapi juga civitas akademik lain," tegasnya.

Terkait rencana pembentukan Satgas Kesehatan Mental, Noor menilai memang diperlukan. Meski pun saat ini sudah ada Gadjah Mada Medical Center (GMC), RSA UGM, ataupun layanan dari Fakultas Psikologi untuk konseling.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com