Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 10.000 Penerima Bansos di Gunungkidul Dinonaktifkan, Ini Alasannya...

Kompas.com - 19/09/2023, 11:20 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menonaktifkan bantuan sosial lebih dari 10.000 warga Gunungkidul, DI Yogyakarta. Beberapa alasan seperti ASN hingga gaji sudah setara upah minimum wilayah Gunungkidul.

"Data terbaru, 10.261 jiwa dinonaktifkan secara otomatis dari daftar penerima bansos kementerian sosial, sejak bulan lalu," kata Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul Giyanto saat dihubungi wartawan, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: Wakil Ketua KPK ke Jambi, Soroti Stunting dan Skandal Bansos Pendulang Suara

Dijelaskannya, ribuan data ini dinonaktifkan karena dalam kartu keluarga (KK) terdapat anggota keluarga yang memiliki gaji Upah Minimum Provinsi (UMP), aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri serta Administrasi Hukum Umum (AHU) atau pemilik usaha atau perusahaan. Selain itu, ada yang sudah meninggal dunia dan berstatus ASN, TNI, Polri.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kapanewon se-Gunungkidul jika ada sanggahan atau data tersebut tidak sesuai di lapangan.

"Dinas sudah meminta Lurah melalui panewu untuk melaksanakan verifikasi faktual di lapangan," kata Giyanto.

Giyanto berkata, pihaknya juga melakukan penyisiran dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan penelusuran. Adapun yang meninggal dunia bisa diganti, tetapi harus melalui musyawarah di Kalurahan.

Sehingga jika tidak benar bisa disanggah. "Kami berkoordinasi dengan BKN (badan Kepegawaian Nasional) terkait ASN disinyalir menerima Bansos," kata dia.

Koordinator PKH Kabupaten Gunungkidul, Herjun Pangaribowo mengatakan, untuk penerima manfaat bansos ada yang komplain karena belum cair atau tidak cair. Pihaknya menindaklanjuti, dengan berkoordinasi pihak terkait.

"Kami perlu kroscek data DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) dengan operator kalurahan/kabupaten untuk melihat statusnya," kata dia.

Sementara, Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul Ery Agustin mengaku sudah mendengar penonaktifan ribuan data penerima bansos. Hal ini terjadi tidak hanya di Gunungkidul, tetapi juga daerah lainnya.

"Harapannya data bisa dipastikan, sehingga tidak ada yang dirugikan," kata dia.

Baca juga: Eks Dirut Transjakarta Jadi Tahanan Terakhir dalam Kasus Dugaan Korupsi Penyaluran Beras Bansos

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com