Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28.000 Warga Gunungkidul Berpotensi Terdampak Kekeringan

Kompas.com - 08/08/2023, 18:14 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, DI Yogyakarta, menyebut 28.000 warga berpotensi terdampak kekeringan. Warga sudah beberapa kali membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan 28.000 warga itu berada di delapan kapanewon. Hingga saat ini, sudah ada empat Kapanewon yang minta bantuan atau droping air bersih.

"Untuk warga yang berpotensi terdampak kekeringan ada 28.000 orang hingga saat ini," kata Purwono saat ditemui wartawan di Kapanewon Jetis, Saptosari, Selasa (8/8/2023).

Baca juga: 73 Persen Kecamatan di Majalengka Rawan Kekeringan, Berikut Daftarnya

Angka tersebut kemungkinan akan bertambah, jika melihat prediksi BMKG bahwa puncak kekeringan terjadi di bulan Agustus- September nanti. Namun demikian hingga saat ini, kekeringan belum begitu dirasakan warga secara meluas.

Pada Juni 2023 lalu, Gunungkidul yang seharusnya sudah kemarau sempat diguyur hujan beberapa hari. Warga terdampak kekeringan, sebenarnya sudah memiliki sambungan PDAM, namun di beberapa tempat air tidak menyala setiap hari.

"Jadi sebagian besar itu sudah memiliki sambungan air bersih. Hanya saat ini ada wilayah yang giliran, dan saat belum sempat giliran mendapatkan air ternyata tampungan sudah habis," kata Purwono.

Adapun Kapanewon terdampak kekeringan paling luas untuk saat ini di Saptosari. Seorang warga di Padukuhan Dondong, Kalurahan Jetis, Saptosari, Ardi Wiyanto mengatakan, di wilayahnya sudah terdampak kekeringan sejak beberapa minggu terakhir. Bahkan yang ada di perbukitan sudah sejak Juni 2023 lalu.

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga membeli dari tangki swasta, dengan harga Rp 120.000 sampai Rp 150.000.

"Air untuk mencukupi kebutuhan seperti minum, hingga mandi. Di sini tidak ada sumber air, telaga sudah mengering," katanya.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Handayani Toto Sugiharta mengatakan akhir pekan lalu, Badan Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) melakukan survei debit sungai bawah tanah Ngobaran Kanigoro, Saptosari. Selain itu juga meninjau ke lokasi reservoir penunjang.

Debit sungai bawah tanah mempunyai total kapasitas 200 liter per detik. Sementara saat ini kapasitasnya 40 liter per detik yang menjangkau di tiga wilayah pelayanan, yakni Kapanewon Paliyan, Saptosari dan Panggang.

Baca juga: 5 Fakta Kekeringan di Papua Tengah, Warga Jalan Kaki 2 Hari untuk Jemput Bantuan

Toto mengakui, kurangnya pemenuhan kapasitas produksi air bersih tersebut menjadi kendala. Sehingga masih dilakukan pelayanan produksi air dengan sistem bergilir terhadap 20.000 Sambungan Rumah (SR) di tiga Kapanewon tersebut.

Pihaknya berharap dengan bantuan peningkatan kapasitas dari 40 liter per detik menjadi 140 liter per detik, dapat terjadi penambahan debit kapasitas produksi 100 liter per detik.

"Kajian yang dilakukan PDAM Tirta Handayani sangat diperlukan adanya peningkatan kapasitas produksi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com