Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Penyelamatan 8 Penambang Emas di Banyumas Tidak Diperpanjang

Kompas.com - 01/08/2023, 11:33 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Penyelamatan delapan orang penambang emas yang terjebak dalam lubang galian di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali dilanjutkan pada Selasa (1/8/2023).

Kedelapan penambang emas yang berasal dari Bogor, Jawa Barat, itu terjebak akibat air tiba-tiba keluar dari lubang galian sebelahnya, pada Selasa (25/7/2023).

Kepala Basarnas Cilacap sekaligus SAR Mission Coordinator, Adah Sudarsa mengatakan, Tim SAR Gabungan akan tetap melakukan upaya penyelamatan korban pada hari ketujuh atau hari terakhir pencarian.

Adah menyampaikan, Tim SAR Gabungan saat ini masih fokus melakukan penyedotan air dari dalam lubang galian tambang emas ilegal tersebut.

"Tetap kami maksimalkan, apa pun hasilnya," kata Adah, di lokasi kejadian, Selasa (1/8/2023).

Baca juga: Hari Terakhir Operasi Penyelamatan 8 Penambang Emas di Banyumas, Basarnas: Tetap Kami Maksimalkan Apa Pun Hasilnya

Dia pun memastikan, Operasi SAR pada hari terakhir ini akan dihentikan siang nanti dan tidak akan diperpanjang.

Masih nihil

Kasi Operasi Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda Utama mengungkapkan, hingga penutupan proses pencarian pada hari keenam, Tim SAR Gabungan masih belum bisa menjangkau lokasi terjebaknya para korban yang diduga berada pada kedalaman 60 meter.

"Sampai saat ini masih nihil, belum bisa mengevakuasi saudara-saudara kita yang terjebak," ujar Priyo.

Dia menjelaskan, salah satu kendala proses evakuasi adalah air yang menggenangi lubang galian tempat para korban terjebak justru kembali naik meski telah disedot terus-menerus.

Priyo melanjutkan,pihaknya telah melakukan penyedotan dengan menggunakan 35 pompa air ditambah sejumlah pompa milik warga.

Selain itu, medan yang berat menjadi tantangan bagi tim SAR Gabungan dalam operasi penyelamatan delapan penambang emas tersebut. Analisis Basarnas dan ESDM, seluruh lubang tambang di lokasi itu telah dipenuhi air.

Baca juga: Update Hari Keenam Penyelamatan 8 Penambang Emas di Banyumas, 35 Pompa Dikerahkan, Air Justru Naik Lagi

Penutupan tambang emas ilegal

Bupati Banyumas, Achmad Husein berjanji akan menutup semua tambang ilegal di wilayahnya usai adanya kejadian tersebut.

"Kondisi sumur ke depannya akan kami rapatkan secara terbatas dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), tapi semua aktivitas tambang ilegal di Banyumas harus ditutup total," ujar Husein.

Terkait situas pencarian dan evakuasi delapan penambang emas yang terjebak, Husein menyampaikan, jajarannya akan terus berupaya hingga hari ketujuh sesuai prosedur.

"Dengan kata lain hanya menunggu keajaiban, kami sampaikan kepada keluarga akan berusaha sesuai SOP tujuh hari. Namun seandainya tidak bisa, maka keluarga akan ikhlas," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com