Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Usul Pilkada 2024 Ditunda, Mahfud MD: Enggak Relevan

Kompas.com - 15/07/2023, 12:44 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD memberikan tanggapannya terhadap usulan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja agar Pilkada tahun 2024 ditunda. 

Mahfud menilai usulan penundaan pilkada tidak relevan.

“Enggak relevan. Kalau ada kesulitan lalu pilkada atau pemilu ditunda, enggak akan ada pemilu,” ujar Mahfud ditemui di Gedung DPRD DIY, Kota Yogyakarta, Sabtu (15/7/2023).

Mahfud menambahkan pembentukan panitia pemilu adalah langkah untuk menghindari ditundanya pemilu.

Baca juga: Bawaslu Usul Bahas Opsi Tunda Pilkada 2024

“Justru dibentuk panitia-panitia agar tidak ada penundaan pemilu,” ucap dia.

Panitia adhoc, menurut Mahfud, bersifat spontan. Sedangkan panitia penyelenggara bersifat sepanjang waktu. Selain itu panitia penyelenggara harus dapat antisipasi agar tidak terjadi penundaan pemilu.

“Agenda konstitusi tidak boleh mundur,” kata Mahfud.

Bawaslu mengusulkan opsi penundaan Pilkada 2024 karena beririsan dengan Pemilu 2024 yang rentan terjadi masalah keamanan.

Hal ini disampaikan Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja dalam Rapat Koordinasi Kementerian dan Lembaga Negara yang diselenggarakan Kantor Staf Presiden (KSP) dengan tema "Potensi dan Situasi Mutakhir Kerawanan Pemilu serta Strategi Nasional Penanggulangannya" di Jakarta, Rabu (12/7/2023).

"Kami khawatir sebenarnya Pemilihan (Pilkada) 2024 ini. Karena, pemungutan suara pada November 2024 yang mana Oktober baru pelantikan presiden baru, tentu dengan menteri dan pejabat yang mungkin berganti," ujar Bagja dikutip situs resmi Bawaslu RI, Kamis (13/7/2023).

Risiko masalah keamanan ini berkaitan dengan pasukan keamanan yang tersebar di wilayah masing-masing karena pilkada berlangsung serentak. Sehingga perbantuan personel keamanan hampir sulit dilakukan.

Sementara itu, risiko konflik di dalam perhelatan pilkada selalu lebih tinggi dibandingkan pemilu secara nasional. Hal ini karena lebih tingginya sentimen kedekatan antara konstituen dengan calon kepala daerah yang berkontestasi.

"Kalau sebelumnya, misalnya pilkada di Makassar ada gangguan keamanan, maka bisa ada pengerahan dari polres di sekitarnya atau polisi dari provinsi lain," ujar Bagja.

"Kalau Pilkada 2024 tentu sulit karena setiap daerah siaga menggelar pemilihan serupa," ungkap pria 43 tahun itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kandang Ternak Milik Warga di Kebumen Ludes Terbakar, Kerugian Rp 30 Juta

Kandang Ternak Milik Warga di Kebumen Ludes Terbakar, Kerugian Rp 30 Juta

Yogyakarta
Keluhan PPDB SMP di Gunungkidul, Sebagian Mengenai Afirmasi dan 'Upload' Berkas Pendaftaran

Keluhan PPDB SMP di Gunungkidul, Sebagian Mengenai Afirmasi dan "Upload" Berkas Pendaftaran

Yogyakarta
Update Kasus Penemuan Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat di Bantul, Korban Pergi sejak Idul Adha

Update Kasus Penemuan Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat di Bantul, Korban Pergi sejak Idul Adha

Yogyakarta
Kartu ATM Tertelan Mesin, Pemuda asal Gunungkidul Nekat Rusak ATM

Kartu ATM Tertelan Mesin, Pemuda asal Gunungkidul Nekat Rusak ATM

Yogyakarta
Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat Ditemukan di Bantul Yogyakarta, Diduga Meninggal Lebih dari 3 Hari

Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat Ditemukan di Bantul Yogyakarta, Diduga Meninggal Lebih dari 3 Hari

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Janji Kuras Depo Sampah Selama 3 Hari ke Depan

Pemkot Yogyakarta Janji Kuras Depo Sampah Selama 3 Hari ke Depan

Yogyakarta
Soal Timbunan 5.000 Ton Sampah di Yogyakarta, Pemkot: Sebelum Ada TPS3R

Soal Timbunan 5.000 Ton Sampah di Yogyakarta, Pemkot: Sebelum Ada TPS3R

Yogyakarta
Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Mengeluarkan 8 Kali Guguran Lava

Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Mengeluarkan 8 Kali Guguran Lava

Yogyakarta
Atasi Sampah di Yogyakarta, DLH Minta Masyarakat Aktifkan Kembali Bank Sampah

Atasi Sampah di Yogyakarta, DLH Minta Masyarakat Aktifkan Kembali Bank Sampah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Yogyakarta
87 Lurah Kulon Progo Dilantik dan Mulai Jalani Masa Jabatan 8 Tahun

87 Lurah Kulon Progo Dilantik dan Mulai Jalani Masa Jabatan 8 Tahun

Yogyakarta
Tepergok Bobol Toko Kelontong, Residivis di Klaten Mengaku Ingin Belikan Sepatu Anak

Tepergok Bobol Toko Kelontong, Residivis di Klaten Mengaku Ingin Belikan Sepatu Anak

Yogyakarta
Lapor Polisi karena Belasan Tiang Beton Pembatas Jalan Hancur, Dukuh: Diduga Aksi Perusakan

Lapor Polisi karena Belasan Tiang Beton Pembatas Jalan Hancur, Dukuh: Diduga Aksi Perusakan

Yogyakarta
ORI DIY Minta Penjelasan MAN 1 soal Sumbangan yang Dinilai Mahal

ORI DIY Minta Penjelasan MAN 1 soal Sumbangan yang Dinilai Mahal

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com