Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diimbau Tidak Gunakan Plastik, Perajin Besek di Bantul Kewalahan Jelang Idul Adha

Kompas.com - 23/06/2023, 17:58 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mengimbau penggunaan bahan ramah lingkungan untuk wadah daging kurban. Perajin besek kebanjiran orderan, hingga menutup pemesanan.

"Kami akan sosialisasikan itu kepada seluruh takmir Masjid agar tidak menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan untuk kemasan daging kurban," Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ari Budi Nugroho saat dihubungi wartawan melalui telepon, Jumat (23/6/2023).

Dalam waktu dekat akan ada surat edaran dari Bupati Bantul terkait penggunaan wadah ramah lingkungan.

Baca juga: Laris Manis Besek Bambu Idul Adha, Omzet Sampai Rp 20 Juta

Adapun wadah bisa menggunakan daun jati, menggunakan besek atau bahkan panci agar tidak menimbulkan sampah yang tidak ramah lingkungan salah satunya, kantong plastik.

"Surat edaran itu ditujukan kepada seluruh takmir Masjid penggunaan bahan yang ramah lingkungan untuk wadah daging kurban," kata Ari.

Tren penggunaan wadah ramah lingkungan berdampak postif bagi perajin besek di Karang, Padukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon.

"Mau Idul Adha ini banyak pesanan besek untuk tempat daging kurban, ada yang 100 tangkep, ada yang 200 tangkep," kata Salah satu perajin besek di Karang yakni Narwo Sugito (75).

Dijelaskannya, besek yang paling banyak dipesan menjelang idul adha berukuran 20 hingga 22 Cm, disusul ukuran 30 hingga 60 Cm. Adapun ukuran besek 15 cm, 20 cm, 22 cm, 30 cm, dan 60 cm.

"Soal harga, mulai dari Rp 1.500 sampai Rp 4.500 perbiji, kalau belinya per kodi," kata Mbah Gito, panggilan akrabnya.

Baca juga: Cara Kemas Daging Kurban untuk Cegah Penularan PMK, Hindari Pakai Besek

Untuk pemesannya berasal dari luar Bantul, seperti Kota Yogyakarta. Dirinya juga mengepul besek yang dibuat oleh tetangganya.

Perajin lainnya Warti (35) mengaku sampai kewalahan karena tingginya pemesanan besek. Setiap pemesan rata-rata 100 hingga 200 besek. Peningkatan sudah dirasakan sejak sebulan terakhir.

Untuk menyelesaikan satu kodi besek memerlukan waktu seminggu, karena semua dikerjakan manual.

Baca juga: 3 Ide Kemas Tahu Bakso untuk Jualan, Bisa Pakai Besek

"Ada pesanan mepet saya tolak juga, soalnya kan sulit, harus cari bambu dulu, terus nyirat (membelah bambu) sampai menjemur sampai kering (baru dianyam)," kata Warti.

Dijelaskannya paling banyak dipesan ukuran 20 Cm, dengan harga jual Rp 70.000 per kodi, atau perbiji sekitar Rp 2.000.

"Lumayan untuk omzetnya, yang jelas ada peningkatan dibanding hari biasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com