Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Pegiat HAM Laporkan Jokowi ke Wali Kota Solo, Dianggap Ingkar Janji Tak Temukan Wiji Thukul

Kompas.com - 09/06/2023, 15:43 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pegiat HAM Kota Yogakarta melaporkan Presiden Joko Widodo kepada Wali Kota Solo Jawa Tengah. 

Pelaporan kepada Wali Kota Solo ini karena Presiden Joko Widodo dianggap telah ingkar janji karena tidak menuntaskan kasus hilangnya aktivis Wiji Thukul.

Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta ini mengirim surat kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Pamer Foto Mesra Megawati dan Jokowi di Instagram, Ganjar: Duo Panutan, Seiring Sejalan

Koordinator Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta Tri Wahyu menjelaskan, tepat tanggal 9 Juni 2014 lalu Jokowi berjanji akan menuntaskan kasus hilangnya Wiji Thukul.

"Pada tanggal 9 Juni 2014 Jokowi saat itu belum presiden, bisa dicek itu tanggal 9 Juni posisi Pak Jokowi masih capres. Artinya posisinya masih politisi," kata Wahyu, Jumat (9/6/2023).

Menurut Wahyu, pihaknya melaporkan Jokowi ke Wali Kota Solo bukan kapasitas sebagai presiden tetapi dalam kapasitas politisi.

"Kami laporkan Jokowi sebagai politisi ke Wali Kota Solo," kata dia.

Baca juga: Jokowi hingga Anies Baswedan Kirim Karangan Bunga Dukacita Meninggalnya Sipon, Istri Wiji Thukul

Dia menegaskan tidak menyebut nama, dalam hal ini Wali Kota Solo, karena ke depan bisa saja sewaktu-waktu Wali Kota Solo dapat berganti.

"Kami tidak sebut namanya Gibran (Wali Kota Solo), bisa saja ke depan ganti dengan pejabat lain. Tapi Wali Kota Solo ini sebagai satu jabatan dan tetap melekat," kata dia.

Menurut dia salah satu alasan melapor ke Wali Kota Solo adalah karena Wiji Thukul merupakan warga Solo. Ia menambahkan, 9 tahun lalu Jokowi berjanji mencari dan menemukan warga Solo yang hilang Wiji Thukul.

Tri Wahyu menganggap Wali Kota Solo selama ini responsif menindaklanjuti laporan dari masyarakat. Ia berharap Gibran dapat menyikapi secara tegas atas janji yang dibuat oleh Jokowi serta memastikan janji mencari Wiji Thukul dipenuhi.

"Harapannya begitu (responsif). Ini menyangkut warga Solo yang hilang, menyangkut nyawa manusia. Jadi, mohon maaf dia (Gibran) tidak respon berarti jadi tanda bahwa dia tidak serius jaga keselamatan warga Solo," beber dia.

Dia menambahkan untuk komitmen Jokowi dalam menemukan Wiji Thukul juga dia anggap nol, Jokowi dinilai tidak pernah lagi menyinggung Wiji Thukul.

"Nihil, karena jelas kata dia mencari dan menemukan Wiji Thukul," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com