Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Grha Keris, Sultan HB X Optimis Warisan Budaya di Yogyakarta Dapat Lebih Maju

Kompas.com - 22/08/2022, 23:57 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X meresmikan Grha Keris di Pendopo Gamelan, Kemantren (Kecamatan) Keraton, Kota Yogyakarta.

Dengan diresmikannya Grha Keris ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X optimistis keberadaan warisan budaya terutama keris dapat terus berkembang di Yogyakarta.

"Saya optimis dengan adanya Grha Keris keberadaan warisan budaya di Yogyakarta dapat lebih maju. Ini menjadi inkubator pelestarian budaya berbasis karya cipta, dengan para empu, tosan aji, dan para perajin," ucap Sultan, Senin (22/8/2022).

Baca juga: Gibran Rakabuming Raka Beri Oleh-oleh Keris untuk Dream Theater

Menurut Sultan, keris memiliki sejarah yang panjang. Dari catatan yang ditemukan keris sudah ada sejak zaman Borobudur lantaran relief keris ditemukan pada Candi Borobudur, tepatnya pada abad ke VIII.

Tak hanya memiliki nilai sejarah tinggi, menurut Sultan HB X, ada 3 hal yang membuat keris memiliki keunikan sendiri. Pertama adalah dhapur yang berarti bentuk, pamor yang berarti pola pada bilah dan tangguh yakni proses interpretasi mengenai asal usul hingga estimasi usia pembuatan.

Pada masa lalu, lanjut Sultan, keris memiliki fungsi senjata tajam dalam peperangan, selain itu juga sebagai benda pelengkap pada sesajian.

Sedangkan pada masa kini keris menjadi aksesori busana dan sebagai simbol budaya.

"Keris biasanya disimpan di dalam sarung berukuran presisi. Antara keris dan sarungnya digambarkan pada filosofi Manunggaling Kawula Gusti yaitu persatuan, keselarasan dan keharmonisan manusia dengan pencipta," Jelas Ngarsa Dalem.

Baca juga: 4 Keris Jadi Hadiah Undian bagi Pengunjung Pameran di Bantul

"Guna memperkaya makna keris, menjadi tugas kita bersama untuk mengaktualisasi warisan budaya tak benda menjadi sebentuk etos atau karya, dalam wujud berbagai bentuk dan media," lanjutnya.

Menurut Sultan, diperlukan upaya transformasi nilai-nilai dari mitos menjadi etos, dan dari tataran filosofi ke ranah praksis dalam mengolah nilai budaya menjadi karya nyata.

Memprihatinkan

Sementara itu Ketua Umum Paheman Memetri Wesi Aji RM Kimyun Marsindra mengatakan, dengan adanya Grha Keris diharapkan dapat menjadi tempat berkumpul para pecinta keris tak hanya dari kolektor tetapi juga perajin dan empu.

Menurut dia saat ini kondisi empu di Yogyakarta memprihatinkan terutama pembuat keris pusaka yang berbanding terbalik dengan perajin keris aksesoris.

"Di Yogyakarta sekarang tinggal satu yang tradisional, Ki Sungkowo. Ada beberapa bermunculan yang muda tapi karena perkembangan zaman tidak tradisional lagi," ucapnya.

Dalam membuat keris tradisional adalah dengan lelaku atau dengan melaksanakan upacara tradisional sebelum membuat keris, semuanya dilakukan dengan berbagai kearifan lokal seperti contoh berpuasa, memilih bahan, hingga menempa.

"Empu Sungkowo yang kita kenal minimal 3 bulan untuk 1 keris pakai ubo rampe puasa dan lainnya. Kalau souvernir cepat, bahasa sekarang ngoyak setoran (ngejar setoran), ya karya bagus tapi untuk sekelas pusaka belum. Tetap berbeda, ada karakternya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Yogyakarta
Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Yogyakarta
Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

Yogyakarta
 Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Yogyakarta
3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Yogyakarta
Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Yogyakarta
Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com