Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pasaran, Siklus Hari dalam Kalender Jawa dan Artinya

Kompas.com - 22/08/2022, 07:03 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kalender Jawa adalah sebuah penanggalan yang disusun dari perpaduan dari kalender Saka dan kalender Hijriyah.

Kalender Jawa juga dikenal sebagai kalender Sultan Agungan karena dibuat oleh Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo yang merupakan Raja Mataram.

Baca juga: Mengenal Pranata Mangsa, Kalender Jawa Untuk Musim Cocok Tanam

Dilansir dari laman kratonjogja.id, diketahui Kalender Jawa menggunakan patokan pada pergerakan bulan dalam menentukan siklusnya.

Baca juga: Cara Hitung Weton Jawa dengan Kalender Jawa, Termasuk Weton Pernikahan

Dalam Kalender Jawa yang masih digunakan hingga saat ini, dikenal istilah pancawara atau siklus lima harian.

Baca juga: Kalender Jawa, Akulturasi Budaya Islam-Hindu

Pancawara juga dikenal sebagai hari pasaran yang terdiri dari Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage.

Dilansir dari laman Gramedia, nama hari pasaran menunjukkan posisi patrap (sikap) dari bulan yaitu:

  1. Kliwon atau Kasih melambangkan jumeneng yang dalam Bahasa Indonesia berarti berdiri.
  2. Legi atau Manis melambangkan mungkur yang dalam Bahasa Indonesia berarti berbalik arah ke belakang.
  3. Pahing atau Jenar melambangkan madep yang dalam Bahasa Indonesia berarti menghadap.
  4. Pon atau Palguna melambangkan sare yang dalam Bahasa Indonesia berarti tidur.
  5. Wage atau Cemengan melambangkan lenggah yang dalam Bahasa Indonesia berarti duduk.

Siklus ini dahulu digunakan oleh pedagang untuk menentukan waktu dibukanya pasar sehingga dikenal nama pasaran.

Tidak heran jika di beberapa daerah di Pulau Jawa, nama pasar tradisional masih dipertahankan menggunakan hari pasaran seperti Pasar Pon, Pasar Legi, atau Pasar Wage.

Walau begitu seiring berjalannya waktu, kebanyakan pasar-pasar tradisional ini tidak lagi beroperasi hanya di hari pasarannya saja namun ada yang buka hampir setiap hari.

Hari-hari pasaran juga digunakan dalam menentukan neptu pasaran untuk berbagai keperluan dalam adat Jawa hingga saat ini.

Neptu Pasaran digunakan untuk menandai nilai hari-hari pada pancawara yang akan digunakan untuk menghitung baik buruknya hari terkait kegiatan tertentu juga perwatakan seseorang yang lahir pada hari tersebut.

Sumber:

adjar.grid.id 
gramedia.com 
kratonjogja.id 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com