Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemda DIY Buka Kemungkinan Gelar Vaksinasi Booster di Destinasi Wisata

Kompas.com - 06/07/2022, 20:36 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana untuk mewajibkan vaksin booster sebagai syarat pelaku perjalanan dan juga untuk masuk ke berbagai ruang publik.

Terkait aturan ini, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo menyebut bahwa aturan wajib booster tidak akan berpengaruh pada menurunnya kunjungan wisata.

Menurutnya, momen ini bisa digunakan Pemerintah DIY untuk menggelar vaksinasi booster di destinasi-destinasi wisata.

"Seperti kemarin di Kota Yogyakarta buka layanan vaksin di Malioboro menggunakan hotel Mutiara 2, di Gunungkidul juga melakukan. Saya kira sangat memungkinkan asal stok booster mencukupi," katanya saat dihubungi, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Vaksinasi Booster Kota Semarang Baru Mencapai 50,6 persen, Masih Banyak Lansia yang Takut Divaksin

Lebih lanjut, Singgih menjelaskan kebijakan pemerintah mewajibkan masyarakat vaksin booster adalah sebagai bentuk kewaspadaan. Hal ini mengingat angka positif Covid-19 secara nasional masih fluktuatif.

"Di lihat tiap negara juga masih fluktuatif, booster ini untuk kewaspadaan. Tidak masalah kalau diberlakukan untuk syarat perjalanan. Itu sendiri tentu sudah cukup tinggi tingkat partisipasi booster," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono menyambut baik kebijakan pemerintah yang mewajibkan wisatawan untuk mendapatkan vaksin booster.

"Kalau kita juga menerima pasti yang sudah booster, dari awal PHRI mendukung booster. Kita implementasikan jadi wisatawan yang mau menginap di DIY harus booster," kata dia.

Ia menambahkan aturan ini sudah diterapkan oleh para anggota PHRI sejak Januari lalu. Tujuannya tidak hanya untuk melindungi wisatawan saja tetapi juga melindungi para karyawan yang bekerja di hotel maupun restoran anggota PHRI.

"Kebijakan pemerintah kita sambut baik," katanya.

Selain itu pihaknya telah bersurat kepada Kementerian Dalam Negeri meminta supaya mau menggelar Mice (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions) di DI Yogyakarta. Hal ini mengingat lokasi DI Yogyakarta mudah dijangkau.

"Pertimbangannya akses lebih mudah dengan kendaraan darat karena ada di tengah. Semoga selain peningkatan libur sekolah juga ada mice," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi selaku Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemberlakuan vaksin booster sebagai syarat mobilitas masyarakat baru akan diterapkan paling lama dua minggu lagi.

Keputusan tersebut merujuk pada hasil Rapat Terbatas Kabinet yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan akan diatur melalui peraturan Satgas Penanganan Covid-19 dan peraturan turunan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com