Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Wisatawan Gumuk Pasir Diminta Bayar Rp 100.000, Ternyata Ada Salah Persepsi

Kompas.com - 31/05/2022, 12:52 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Video pengunjung dimintai uang Rp 100.000 saat akan masuk Gumuk Pasir di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Video itu awalnya diunggah oleh akun Instagram milik Dwi Riyanto. Kemudian beberapa akun lainnya di media sosial juga turut membagikan unggahan tersebut.

Dalam video berdurasi 0:49 detik tersebut terlihat pembicaraan dengan seorang ibu yang meminta uang tiket.

Kemudian sempat ada perdebatan terkait harga Rp 100.000 yang diminta oleh ibu tersebut. Pasalnya, pengunggah mengaku beberapa kali berkunjung dan hanya membayar tiket parkir.

"Kon (disuruh) mbayar Rp 100.000. Padahal kita kerep ndene (sering ke sini) dan bayar parkir," ujar Dwi Riyanto dalam video unggahannya.

Baca juga: Viral Video Adu Jotos Sopir dan Anak Punk di Demak, Ternyata Ini Penyebabnya

Ibu yang ada dalam video itu pun memberikan penjelasan lokasi Gumuk Pasir yang didatangi wisatawan tersebut adalah lahannya dan dikelola secara pribadi pula.

"Soalnya lokasi yang ini punya pribadi punya hak milik. Kalau di sana (gumuk pasir sebelahnya) milik Sultan Ground," katanya.

Kepala Seksi Promosi dan Informasi Wisata, Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi menyampaikan pihaknya sudah menghubungi pengunggah maupun ibu tersebut. Bahkan, pihak Dinas Pariwisata Bantul juga menghubungi Pokdarwis di sekitar lokasi.

 Dia mengatakan ibu tersebut salah persepsi terhadap pengunjung. Ibu tersebut minta pembayaran karena mengira pengunjung akan foto prewedding.

"Padahal di sana (pengunggah) akan foto menggunakan kamera pribadi, bukan untuk prewedding," kata Ipung panggilan akrab Markus saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon Selasa (31/5/2022).

"Betul ibu pelaku wisata disitu, lokasinya arah Parangtritis," kata dia.

Diakuinya, tanah Gumuk tersebut merupakan lahan pribadi milik yang bersangkutan. Namun demikian, jika lokasi dibuka untuk tempat wisata seharusnya tetap mengedepankan Sapta Pesona. 

Dikatakannya, lokasi wisata banyak yang mengenakan tarif khusus untuk foto prewedding, syuting film atau komersial.

"Jauh Lebih indah jika ditanyakan dulu. Maksudnya mau apa datang ke lokasi. Misalnya mau piknik atau prewedding atau syuting film dan sebagainya. Akan jauh lebih nyaman jika ditanyakan diawal," ucap Ipung.

Dia berharap pelaku wisata lebih mengedepankan Sapta Pesona dalam pelayanan.

"Mengharap pelaku wisata untuk tetap dan lebih mengedepankan Sapta pesona dalam pelayanan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com