YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas warga Desa Wadas menolak adanya penambangan batu andesit di wilayahnya.
Warga yang menolak berpegang teguh pada agama bahwa menjaga tanah lingkungan sama dengan menjaga agama yang dianut.
Kepala Divisi Advokasi LBH Yogyakarta Julian Duwi Prasetia mengatakan, sebanyak 80 persen warga Wadas menolak tambang batu Andesit di wilayahnya.
"Pertama menjaga agama, menjaga tanah lingkungan, sikap menjaga agama dan keutuhan desa mereka," ujar Julian, saat ditemui di LBH Yogyakarta, Kamis (10/2/2022).
Baca juga: Ricuh di Wadas Bermula IPL yang Diterbitkan Ganjar pada 2018
"80 persen lebih menolak," tambah dia.
Dari 80 persen warga Wadas yang menolak tersebut adalah mereka yang lahannya terdampak pada rencana penambangan batu andesit untuk proyek bendungan di Desa Wadas.
Sebelum terjadinya konflik, warga Wadas sudah melakukan berbagai upaya seperti audiensi.
Ia menilai, datangnya aparat ke kawasan Desa Wadas menjadi penyebab terjadinya gesekan.
"Apakah ada konflik atau gesekan sejak 2018, selalu kalau ricuh ini karena kedatangannya aparat pasti itu dan mereka alasan adanya gesekan," urai dia.