Ditantang BEM UI Debat Terbuka di Kampus, Ganjar: Sabar

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan mengizinkan kampanye di fasilitas pemerintah dan pendidikan dengan sejumlah syarat.

Keputusan tersebut disambut baik oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Bahkan, BEM UI akan mengundang para bakal calon presiden (Bacapres) untuk bertukar pendapat atau debat.

Saat ditanya terkait dengan undangan debat terbuka tersebut, bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo meminta untuk sabar. Menurut Ganjar Pranowo saat ini belum waktunya untuk debat terbuka.

Baca juga: Jawab Undangan BEM UI, Ganjar: Nanti Kita Debat

"Debat opo? Sabar, wong belum apa-apa kok debat. Sabar," ujar Ganjar usai menghadiri acara Sinergi UGM dan Kagama: Pembekalan Calon Wisudawan Program Sarjana dan Diploma periode Agustus 2023 di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (22/08/2023).

Seperti dietahui Mahkamah Konstitusi (MK) mengizinkan peserta pemilu berkampanye di fasilitas pemerintah dan pendidikan selama tidak menggunakan atribut kampanye. Hal ini termuat dalam Putusan MK Nomor 65/PUU-XXI/2023 yang dibacakan pada Selasa (15/08/2023).

Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang menilai bahwa "banyak kampanye hari ini membosankan". Hal tersebut karena minim substansi dan banyak dihiasi lip service semata. Ditambah permainan identitas dan "pencitraan yang tidak perlu".

"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden/bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian," kata Melki Sedek dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (21/8/2023).

"Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu. Kami tak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service tak bermutu. Kami butuh pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak," imbuhnya.

BEM UI beranggapan, celah kebolehan mengundang para calon pemimpin ke kampus ini harus dimanfaatkan. Sebab, tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas di dalam kampus secara serius.

"Daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu," kata Melki Sedek.