Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Kualitas Udara Kota Yogyakarta Buruk, Pj Wali Kota: Masih di Kategori Baik hingga Sedang

Kompas.com - 14/08/2023, 16:48 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengklaim kualitas udara di Kota Yogyakarta masih dalam kategori baik hingga sedang. Pengukuran ini dilakukan usai banyaknya warga yang membakar sampah.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta telah melakukan evaluasi terhadap kualitas udara di Kota Yogyakarta.

Pengukuran kualitas udaran tersebut dengan menggunakan alat Air Quality Monitoring System (AQMS) yang berlokasi di kantor DLH kota dengan radius pembacaan hingga 5 kilometer.

Baca juga: Aktivitas Bakar Sampah Meningkat, Kualitas Udara di Kota Yogyakarta Memburuk

“Hasil pemantauan kualitas dengan AQMS, kualitas udara di Kota Yogyakarta sampai dengan saat ini masih berada pada kategori baik hingga sedang,” kata Singgih ditemui di Balaikota Yogyakarta, Senin (14/8/2023).

Dia pun membantah adanya kabar yang menyebut kualitas udara Kota Yogyakarta buruk dan harus menggunakan masker saat keluar rumah.

“Kami sampaikan kualitas udara di kota Yogyakarta sampai saat ini masih berada pada kategori baik hingga sedang,” kata dia.

Dia merinci rata-rata Indeks Rata-rata Pencemaran Udara (ISPU) dengan parameter partikel debu (PM10), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), Ozon permukaan (O3), nitrogen dioksida (NO2), dan Hidrokarbon dalam kategori baik. Dalam hal ini nilai ISPU di bawah 50.

Sedangkan untuk rata-rata ISPU dengan parameter PM2.5 menunjukkan kategori sedang. Rentang ISPU 50-100 cenderung mengalami peningkatan di setiap musim kemarau.

“Jadi ini partikel kecil. PM 2.5 adalah partikel kecil atau debu-debu halus yang berukuran di bawah 2,5 mikron,” katanya.

Dia berharap dengan adanya evaluasi dari DLH Kota Yogyakarta dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kualitas pengukuran udara menggunakan AQMS.

Singgih juga mengingatkan bahwa membakar sampah secara regulasi tidak diperbolehkan karena akan mengganggu lingkungan sekitarnya.

“Namun demikian kami juga berharap masyarakat tidak membakar sampah. Karena kalau pembakaran sampah selain mengganggu lingkungan, tentu kontribusi juga pada kualitas udara,” ucapnya.

Baca juga: Aplikasi Nafas Indonesia Tunjukkan Kualitas Udara di Cimahi Buruk, DLH Ragukan Metodologi Pengujian

Analis Kebijakan DLH Kota Yogyakarta, Intan Dewani mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi polusi udara di Kota Yogyakarta. Di antaranya musim kemarau, pembakaran sampah, peningkatan debu dan aktivitas transportasi di Kota Yogyakarta yang terus meningkat.

“Karena TPA Piyungan ditutup dan masyarakat banyak yang membakar sampah, ini berpengaruh terhadap kualitas udara di Kota Yogyakarta. Ditambah sejak bulan Juli-Agustus masih dalam musim kemarau,” ujar Intan Dewani dalam keterangan tertulis, Jumat (10/8/2023).

Dia mengakui ada peningkatan debu halu di Kota Yogyakarta sejak bulan Juli. 

“Memang di Kota Yogyakarta sejak bulan Juli hingga awal Agustus ini mengalami peningkatan kualitas udara terutama pada kategori PM 2.5,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Yogyakarta
Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Yogyakarta
Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Yogyakarta
5 Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Jemaah Haji Indonesia

5 Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Jemaah Haji Indonesia

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com