YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/03/2023) cukup besar.
Setidaknya rentetan awan panas guguran ini terhitung terbanyak kedua setelah yang terjadi pada 27 Januari 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam jumpa pers melalui zoom.
"Intensitas erupsi yang terjadi hari ini itu terhitung cukup besar," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso saat jumpa pers melalui zoom Sabtu (11/03/2023).
Baca juga: Rentetan Awan Panas Gunung Merapi karena Kubah Lava Longsor
Agus Budi menyampaikan rentetan awan panas guguran pada Sabtu (11/03/2023) menjadi yang terbanyak kedua sejak memasuki fase erupsi efusif 4 Januari 2021.
Rentetan awan panas guguran Gunung Merapi terbanyak terjadi pada 27 Januari 2021.
"Setidaknya ini barang kali terbesar kedua setelah yang terjadi pada 27 Januari 2021. Saat itu terjadi rentetan awan panas yang lebih banyak sekitar 52 kali ke arah Kali Boyong. Dan dengan demikian juga bukan yang terbesar selama krisis erupsi sejak 2021," tuturnya.
Agus Budi mengungkapkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini masih cukup tinggi.
Seismisitas internal seperti gempa vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) satu kejadian per hari, gempa Multifase (MP) enam kejadian per hari, dan gempa guguran sebanyak 44 kejadian per hari.
Baca juga: Gunung Merapi 24 Kali Keluarkan Awan Panas pada Hari Ini, Status Tak Berubah
Laju deformasi juga cukup tinggi dengan kecepatan sebesar 0.5 sentimeter per hari.
BPPTKG masih menenatapkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada tingkat Siaga (Level III). Potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.