Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo 11 April di Yogyakarta Diwarnai Perbedaan Pendapat Antar Peserta Aksi

Kompas.com - 11/04/2022, 18:36 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Cipayung Plus melakukan aksi demonstrasi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada Senin (11/4/2022). Dalam aksi ini sempat terjadi dualisme komando dalam demonstrasi kali ini.

Pantauan Kompas.com. massa yang berada di sisi utara Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta menghendaki agar jalan ditutup untuk sementara, sedangkan orator yang berada di tengah menggunakan mobil meminta agar demonstrasi berjalan satu komando.

Massa di sisi utara juga sempat terjadi dorong mendorong dengan kepolisian yang berjaga. Bahkan salah satu aksi massa sempat mengadang beberapa kali laju kendaraan baik itu roda empat maupun roda dua.

Baca juga: DPR Terima Aspirasi Mahasiswa dalam Demo 11 April, Akan Teruskan ke Pemerintah

Kelompok Cipayung plus terdiri dari berbagai organisasi Mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), GMNI, KAMMI, IMM, PII, dan KMHTI.

Salah satu perwakilan kelompok, Ketua Umum HMI Yogyakarta Anas Kurniawan berkata, aksi ini dilakukan untuk merespons beberapa isu seperti perpanjangan masa jabatan presiden.

"Aksi ini ya pada fenomenanya kita sebagai respons terhadap isu perpanjangan masa jabatan presiden yang, itu pada intinya mengkhianati reformasi dan undang-undang," katanya.

Lanjut dia, wacana perpanjangan masa jabatan presiden juga merupakan kemunduran karena sebelum reformasi, selama 33 tahun justru membuat Indonesia sebagai tirani.

"Kita tidak mau Indonesia jadi tirani saat era modern seperti ini," imbuhnya.

Ia menambahkan, pemicu lain dari aksi ini adalah dinaikkan PPN sebanyak 11 persen. Karena dengan dinaikkannya PPN sebesar 11 maka membebani masyarakat.

Baca juga: Demo di Bangkalan Ricuh, Sejumlah Mahasiswa Luka Terkena Pukulan Polisi

"Pajak yang dibebankan kepada konsumen terakhir. Kita-kita akan kena kalau misal beli paket data beli apa kaya gitu kan akan dibebani kepada kita," katanya.

Isu selanjutnya yang menjadi perhatian massa aksi ini adalah perpindahan ibu kota. Menurut mereka, saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang terpuruk.

"Kalau kita lihat ekonomi terpuruk tidak seharusnya wacana pemindahan IKN yang biaya sangat mahal itu tidak seharusnya dilakukan. Itu kontra dengan ekonomi yang sedang terpuruk," kata dia.

Jika tuntutan mereka tidak dikabulkan oleh pemerintah, pihaknya akan menempuh jalur audiensi dengan DPRD dan melakukan gerakan serupa.

"Kita melakukan jalur atas juga audiensi DPRD, bisa jadi akan ada gerakan susulan," kata dia.

Baca juga: Ade Armando Masih dalam Perawatan usai Babak Belur Dikeroyok Massa Saat Demo di DPR Ricuh

Sementara itu, Koordinator Umum aksi Mario Erlanda berujar meskipun presiden telah mengatakan tidak akan menunda pemilu. Namun, tidak ada jaminan akan hal itu.

"Tidak ada jaminan pemilu akan dilaksanakan, karena itu kami mengawal jangan sampai ditunda. Karena tidak ada jaminan di sini," kata dia.

Terkait aksi tadi yang sempat diwarnai ketegangan dan sempat berbeda pendapat antara peserta aksi untuk membuat lingkaran besar dan kecil. Menurutnya adalah hal yang kecil.

"Biasa itu dinamika dalam pergerakan saja," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com