Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UFO Terlihat di Langit Bantul

Kompas.com, 10 Desember 2009, 08:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penampakan unidentified flying object (UFO) kembali terjadi di Indonesia. Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, melihatnya secara langsung dari dalam pesawat yang ditumpanginya dan bahkan sempat merekam beberapa foto objek misterius itu dengan kameranya. Peristiwa tersebut terjadi pada 16 Oktober 2009 saat Dudi dalam penerbangan dari Jakarta menuju Yogyakarta menggunakan pesawat Lion Air Boeing 737-900ER dengan nomor penerbangan JT552.

Ia tak pernah mengira sebelumnya kalau benda yang dipotretnya adalah UFO. "Jadi, waktu itu pesawat kami harus berputar sekali sebelum mendarat karena Garuda akan mendarat lebih dulu. Ketinggiannya di bawah 5.000 kaki di atas Bantul. Saya tertarik melihat keluar karena langit biru sekali tanpa awan. Saya lihat ada logo Lion Air di sirip sayap kiri. Waktu saya mau memotret, tiba-tiba ada cahaya blitz istilahnya blinking," kata Dudi menceritakan awal-awal kesaksiannya kepada Kompas.com, Rabu (09/12/2009) malam lewat telepon.

Dudi pun melanjutkan niatnya memotret sirip pesawat dengan logo maskapai penerbangan tersebut dengan latar belakang langit yang sangat cerah. Ketika melihat hasilnya, ia sangat terkejut karena muncul titik-titik cahaya yang misterius di dua foto hasil pemotretannya. Dudi menggunakan kamera Nikon 40DX dengan lensa Nikkor 55 mm.

"Di foto pertama terlihat tiga titik, dua solid lainnya berupa asap atau awan. Saya potret lagi menjadi 9 titik, 3 padat, 6 lainnya awan," kata Dudi.

Pemotretan pertama dilakukan pukul 09.03 dan hanya berselang beberapa detik dengan pemotretan kedua. Titik-titik cahaya langsung menghilang begitu Dudi mencoba mengambil gambar ketiga. Ia yakin titik-titik cahaya tersebut melayang di arah sekitar sirip karena jika karena noda di jendela, seharusnya tidak hilang. Apalagi, pesawat yang digunakannya pesawat baru dan jendelanya jernih sekali.

Penasaran dengan penampakan yang dilihatnya, Dudi kemudian mengirimkan kedua foto tersebut kepada Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun melalui e-mail. Menurut Dudi, rangkaian foto tersebut mengejutkan Adi karena begitu diperbesar terlihat seperti terjadi proses materialisasi dari gas ke solid. "Istilahnya morphing, benda berubah dari solid menjadi gas atau sebaliknya dalam waktu singkat," kata Dudi.

Morphing merupakan salah satu fenomena kemunculan benda terbang misterius yang sampai saat ini belum terpecahkan asalnya. Dudi termasuk beruntung karena penampakan seperti itu biasanya berlangsung sangat cepat dalam hitungan detik. Meski banyak laporan sejenis, biasanya tak sempat terekam kamera.

Apakah yang sebenarnya dilihat Dudi? Wahana mahkluk asing kah? Pesawat mata-mata kah? Atau fenomena cahaya yang sesungguhnya lumrah? Misteri itulah yang selama berpuluh tahun berusaha dipecahkan para ilmuwan sehingga muncul istilah "benda terbang tak dikenal" alias UFO.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau