Salin Artikel

Bantul Kerap Dikirimi Sampah dari Sungai, Bupati: Kalau dari Hulu Dicegat, Hilirnya Akan Bersih

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kabupaten Bantul, sebagai wilayah hilir Kali Code, kerap dikirimi "hadiah" berupa tumpukan sampah yang terbawa arus dari daerah utara, terutama Sleman dan Kota Yogyakarta.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut, masalah ini perlu diselesaikan secara kolaboratif.

"Kalau dari hulu dicegat hilirnya sini (Bantul) akan bersih," kata Halim, yang mengaku sudah berkoordinasi dengan kedua wilayah tersebut untuk mencegah perilaku pembuangan sampah di sungai.

Sungai yang melintas dari Sleman, Kota Yogyakarta, bermuara di Bantul, sering dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan.

Bahkan hal ini sering menimbulkan bencana banjir yang merugikan masyarakat sekitarnya. Salah satunya di Padukuhan Bibis, KalurahanTimbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.

Dikatakannya, Kali Code dan Winongo memiliki nilai sejarah tinggi karena pendirian Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri di antara tengah sungai itu.

"Kalau tidak diperhatikan ya sumber kehidupan kita yang akan terdampak," kata dia.

Pihaknya mengajak masyarakat termasuk generasi muda untuk ikut menjaga sungai. Juga dilakukan edukasi agar tidak membuang sampah, karena sungai merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat.

"Hari ini kita dari warga, santri, pelajar hingga relawan dengan jumlah sekitar 350 orang yang melakukan pembersihan Kali Code," ucap dia.

Irvan menyebut kegiatan pembersihan sungai dan lingkungan akan terus dilakukan secara berkala. Sehingga Bantul bebas sampah.

"Kegiatan seperti ini untuk menggugah kesadaran warga agar tidak membuang sampah ke sungai, aliran air apapun. Kedepannya kita lakukan pembersihan sungai secara berkala," kata dia.

Menyelesaikan Sampah dari Code

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan pembersihan sampah di Kali Code yang melintas di Padukuhan Bibis menjadi sebuah penanda Bantul memiliki komitmen yang tinggi soal sampah.

"Menyelesaikan sampah itu kalau ada perubahan budaya secara masif salah satunya membersihkan sungai seperti ini," kata dia.

Namun demikian, pembersihan aliran sungai ini harus didukung semua pihak termasuk Sleman, dan Kota Yogyakarta. Sebab, banyak sampah yang terbawa arus sungai berhenti di Bantul.

"Bukan hanya dari pembuangan di Bantul tetapi juga pembuangan di daerah utara Bantul, misalnya Sleman, Kota Yogyakarta," kata Halim.

Diakuinya dirinya sudah beberapa kali melakukan koordinasi dengan Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sleman. Hal ini untuk mencegah perilaku pembuangan sampah di Sungai.

"Saya sampaikan kepada beliau-beliau, bahwa pembuangan sampah di Sungai Code, Kota (Yogyakarta) atau Sungai Oya di Sleman itu akan berdampak pada tersebarnya sampah di Bantul," ucap dia.

Jika kedepan, kedua wilayah itu sudah bebas warga membuang sampah di Sungai maka bumi Projo Tamansari akan berkurang dampaknya.

"Kalau dari hulu dicegat, hilirnya sini (Bantul) akan bersih," kata Halim.

Komitmen Bantul untuk mengelola sampah sudah dilakukan. Mulai dari membangun sarana dan prasarana terkait instalasi pengolahan sampah.

Selain itu, lanjut Halim ASN di Bantul untuk membuat biopori. Biopori digunakan untuk membuang sampah organik.

"Kalau instalasi pengolahan sampah dan dibarengi dengan budaya bersih sampah insyaallah itu selesai," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/10/15/164928278/bantul-kerap-dikirimi-sampah-dari-sungai-bupati-kalau-dari-hulu-dicegat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com