Salin Artikel

Damkarmat Yogyakarta Sering Dapat Tugas Unik, Mulai Atasi Keributan Suami Istri hingga Antar Kerja

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta mencatat adanya peningkatan jumlah kejadian kebakaran selama Oktober 2025.

Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta, Taokhid, menyampaikan bahwa hingga minggu kedua Oktober telah terjadi 5 kebakaran.

Mayoritas melibatkan rumah warga dan usaha kos-kosan. Seluruh kasus umumnya disebabkan oleh korsleting listrik.

“Sampai minggu kedua bulan Oktober ini ada 5 kejadian kebakaran, rata-rata terjadi pada rumah warga dan usaha kos-kosan yang disebabkan korsleting listrik,” kata Taokhid, Selasa (12/10/2025).

Biasanya, Damkarmat mencatat rata-rata hanya 4 kejadian kebakaran setiap bulan, sementara total kasus sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai 49 kasus.

Damkarmat Yogyakarta Tingkatkan Kesiapsiagaan dan Edukasi

Menyikapi tren peningkatan kebakaran, Damkarmat Kota Yogyakarta menerapkan sistem siaga penuh.

  • Jumlah personel per regu: 5–6 orang
  • Sistem kerja: 2 shift
  • Armada operasional: 12 unit

Damkarmat juga mengoptimalkan edukasi pencegahan kepada masyarakat.

“Kami lebih mengoptimalkan edukasi ke masyarakat. Termasuk mendorong peran dari relawan dan Satgas Jaka untuk melakukan komunikasi dan edukasi ketahanan dan keselamatan kebakaran di masing-masing wilayah,” ujar Taokhid.

“Misalnya mobil hilang suruh mencarikan Damkarmat, motor ditarik debt collector, tetangga ribut pernah ada yang manggil Damkarmat, ribut dengan suami. Bahkan ada yang minta diantar sekolah dan kerja dini hari karena takut,” ungkap Taokhid.

Namun, ia menegaskan bahwa selama permintaan tersebut tidak membebani tugas pokok, tidak merugikan, dan tidak memerlukan biaya, pihaknya tetap merespons dengan pendekatan edukatif.

“Tantangan kita justru ekspektasi masyarakat yang begitu tinggi dan kadang permintaan masyarakat di luar kewenangan. Tapi tidak apa-apa, itu bagian dari bagaimana kita menyatu dengan masyarakat,” tambahnya.

Respons Wakil Wali Kota Yogyakarta

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, turut mengapresiasi kedekatan Damkarmat dengan masyarakat. Ia menilai hal ini menunjukkan adanya kepercayaan dan harapan besar dari warga.

“Sekarang persepsi masyarakat adalah Damkarmat bisa segalanya. Misalnya kucing masuk dalam sumur, masyarakat memanggil Damkarmat. Termasuk melayani potong cincin yang tak bisa dilepas di jari warga,” ujar Wawan.

Ia menilai respons positif ini menjadi indikator kehadiran Damkarmat sebagai pengayom masyarakat.

“Ini berarti harapan besar masyarakat. Sebetulnya masyarakat membutuhkan pengayom, penyelamat yang bisa diajak 'sambatan' (meminta tolong),” pungkasnya, usai apel kesiapsiagaan pasukan Damkarmat Kota Yogyakarta di Balai Kota Yogyakarta.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/10/14/075201978/damkarmat-yogyakarta-sering-dapat-tugas-unik-mulai-atasi-keributan-suami

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com