Kedua dapur tersebut adalah Dapur Jeruksari dan Dapur Siraman.
Komandan Kodim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Roni Hermawan, mengonfirmasi penutupan tersebut.
“(Dapur) Jeruksari itu kemarin saya terima, untuk yang Siraman tadi pagi saya terima. Kemungkinan ya dugaan keracunan itu dua dapur tersebut melakukan pembenahan internal,” ujarnya saat dihubungi wartawan melalui telepon, Senin (6/10/2025).
Dua dapur yang ditutup tersebut melayani total 7.125 siswa penerima manfaat, dengan rincian Dapur Jeruksari melayani 3.585 siswa dan Dapur Siraman 3.540 siswa.
Roni berharap penutupan ini menjadi pelajaran bagi pengelola dapur lainnya agar kejadian dugaan keracunan tidak terulang.
Lebih lanjut, Roni menyatakan bahwa Pemkab Gunungkidul dan TNI terus melakukan pendampingan serta pendataan detail penerima Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Sebelumnya, BGN juga telah menutup sementara SPPG Div Propam Polri Gunungkidul yang terletak di Kalurahan Sumberjo, Semin.
Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat bahwa dari 24 SPPG yang terdaftar, hanya satu yang telah memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).
“Saat ini ada 24 SPPG yang terdaftar, baru 17 yang beroperasi, melayani makan bergizi gratis (MBG),” kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono.
Dia menambahkan bahwa berdasarkan koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan BGN, SPPG diwajibkan memiliki SLHS yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan.
“Dari 17 SPPG yang beroperasi, baru satu yang memiliki SLHS,” ungkapnya.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/10/06/140258978/2-sppg-di-gunungkidul-ditutup-sementara-imbas-dugaan-keracunan-mbg