Salin Artikel

Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi

Kala itu, Nizar memilih untuk menghidupkan toko mebel milik orangtuanya.

Saat itu, ia bukan mendapatkan toko mebel dengan pangsa pasar yang luas.

Justru, saat pertama kali mengembangkan toko mebel, ia hanya sebatas mendapatkan kepercayaan untuk mengelolanya.

“Kalau mau kerja, tak silihi toko neng (kalau mau bekerja tak pinjami toko) di Temanggung. Tapi ya minjemi, bukan ngasih," kata Nizar menirukan ucapan orang tuanya, Sabtu (8/9/2025).

Toko milik orangtuanya berada di kawasan MT Haryono, Temanggung, Jawa Tengah.

Toko berukuran 8x12 meter itu menjadi awal ia berkecimpung di dunia mebel sekitar 2004.

Tanpa modal, ia hanya mengandalkan sistem konsinyasi, yakni dengan cara barang dititipkan dan dibayar setelah laku.

Cara ini diakui memiliki margin kecil, namun membutuhkan tenaga besar.

Kala itu, Nizar menyadari potensi sofa, lalu ia mulai memproduksi sendiri.

Namun, ia terkendala modal.

Nizar lalu memutar otak bagaimana untuk mendapatkan modal.

Door to door Jajakan Set Sofa

Saat itu, ia meminjam uang sebesar Rp 15 juta kepada kakaknya yang digunakan untuk menyewa gudang sekaligus memulai produksi sofa buatannya.

Setiap hari, ia keliling membawa 4-5 set sofa menggunakan mobil pickup ke Jogja, ke Semarang, dan ke toko-toko furniture lawas.

Ia ingat betul saat sofa-sofanya ludes hanya dalam satu hari.

"Jadi sales juga," kenangnya dengan tawa kecil.

Tak hanya berhenti di situ, Nizar lalu nekat untuk ikut terjun di dunia pameran.

Salah satu Event Organizer (EO) menawari space murah di Galeria Mall Yogyakarta, akhir 2004, seluas 10x10 meter dengan harga Rp 5 juta.

Momen itu juga menjadi titik balik.

Tak disangka, saat mengikuti pameran itu, produk buatannya digemari pelanggan di Yogyakarta.

Tidak hanya toko dan keliling, tapi juga pameran reguler di mall besar seperti Ambarukmo Plaza, Solo Square, hingga Java Mall Semarang.

"Lambat laun channel kemitraan mulai jalan. Malah sebagian besar omzet justru dari luar toko," kata Nizar.

Berangkat ke China: Modal Kecil, Tekad Besar

Nizar lalu mengumpulkan modal hasil penjualan.

Pada tahun 2009, Nizar memberanikan diri berangkat ke China.

Modal cekak, pengetahuan minim, tapi tekad besar.

Ia ingin melihat langsung pameran furniture terbesar di dunia.

Banyak pelajaran yang ia dapat dari sana.

"Yang penting berangkat dulu. Cah SMA modal wani wae (berani saja)," ujarnya.

Dari perjalanan itu, Nizar membangun sistem yang lebih baik dan merintis perusahaan yang kelak dikenal dengan nama Importa.

Pasar furniture kelas menengah bawah Indonesia saat itu didominasi produk partikel board.

Jamuran, rapuh, dan rayapan kerap menjadi persoalan saat itu.

Ia tahu, harus ada solusi.

Tahun 2017, ia memperkenalkan lemari pakaian berbahan besi sebagai solusi anti rayap dan anti jamur.

Saat itu, ia dicibir dan ditertawakan oleh rekan maupun pesaingnya.

"Aku bilang ini lemari masa depan. Awalnya sales kecil, lalu aku mulai printing pattern biar tampilannya beda. Lama-lama laku juga," kata CEO Importa itu.

Inovasi ini menjadi momentum besar karena produk buatannya mendapat respons positif dari pelanggan.

Target pasar kelas B dan C menyambut antusias.

Harapan Nizar: Toko-toko Kecil Naik Kelas

Produknya kini jadi solusi di tengah minimnya pilihan berkualitas.

Hingga 2025, Importa punya lebih dari 4.500 mitra toko mebel di seluruh Indonesia, 3.500 di antaranya aktif repeat order.

Ia membangun sistem kemitraan yang bukan hanya jualan, tapi juga edukasi: pelatihan, digital marketing, dan pengembangan usaha kecil.

"Kami ingin toko-toko kecil bisa naik kelas. Bisa jualan produk berkualitas dengan margin sehat,” ungkap Nizar.

Kini, targetnya bukan hanya Indonesia.

Tahun depan, ia menargetkan ekspansi ke Filipina, pasar yang menurutnya bisa ditangkap seperti Indonesia 10 tahun lalu.

"Mereka masih dominan partikel. Oleh karena itu, kami ingin menjadi pelopor lemari pakaian berbahan besi," katanya penuh semangat.

Selama 20 tahun lebih berbisnis, Nizar mengaku tak pernah ingkar janji kepada supplier.

Semua pembayaran tepat waktu.

Ia percaya, integritas adalah aset terbesar dalam bisnis.

"Saya gak pernah mblenjani janji. Itu yang saya jaga. Kalau orang sudah percaya, peluang akan datang sendiri,” tutur Nizar.

Nizar juga menanamkan nilai-nilai inti di perusahaannya: Brave, Enthusiast, Synergy, Integrity – atau singkatnya: BESI.

Kini, Importa diakui sebagai market leader di kategori lemari besi: dua kali masuk top brand.

Bahkan, dalam sebulan, mereka bisa menjual hampir 40.000 lemari pakaian.

"Saya yakin, pasar kita ini besar. Yang penting konsisten. Kalau nggak konsisten, gak akan dapat momentum,” tutup Nizar.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/09/07/111417878/hanya-lulus-sma-dan-modal-rp-15-juta-nizar-bawazier-berhasil-bangun

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com