Salin Artikel

Gelar Aksi 1.000 Lilin, BEM Amikom Tuntut Usut Tuntas Kematian Rheza Sendy Pratama

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para mahasiswa, dosen hingga jajaran rektorat Universitas Amikom Yogyakarta menghadiri acara 1.000 lilin untuk almarhum Rheza Sendy Pratama.

Acara 1.000 lilin ini digelar di Lapangan Basket Universitas Amikom Yogyakarta.

Para mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta mengenakan jas almamater tampak berkumpul di lapangan basket.

Hadir pula para dosen hingga jajaran rektorat Universitas Amikom Yogyakarta.

Acara diawali dengan melaksanakan shalat gaib berjamaah. Setelah itu beberapa dari jajaran rektorat dan dosen yang hadir maju, dan menyalakan lilin di depan foto almarhum Rheza Sendy Pratama.

Para mahasiswa, dosen yang hadir kemudian menyalakan lilin bersama-sama. Tampak beberapa mahasiswa maju dan meletakan bunga di depan foto almarhum Rheza Sendy Pratama.

"Hari ini lembaga bersama teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa dan Senat Mahasiswa mengadakan doa bersama dengan tema Seribu Lilin," ujar Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Universitas Amikom Yogyakarta, Achmad Fauzi saat ditemui usai mengikuti acara, Kamis (4/09/2025).

Achmad Fauzi menyampaikan kegiatan 1.000 lilin ini utamanya untuk mendoakan almarhum Rheza Sendy Pratama. Sebab pada saat pemakaman, ada dari sivitas Universitas Amikom yang tidak bisa hadir ke rumah duka.

"Jadi tema utamanya kita mendoakan saudara Rheza dan juga karena kemarin civitas universitas dan juga mahasiswa banyak yang belum hadir mendoakan di rumah almarhum sehingga hari ini kita adakan doa di kampus," ungkapnya.

Selain itu acara 1.000 lilin ini juga sebagai bentuk rasa duka mendalam yang dirasakan sivitas Universitas Amikom Yogyakarta atas meninggalnya Rheza Sendy Pratama.

"Sebagai bentuk ungkapan perhatian lembaga, perhatian kampus sebagai ungkapan duka cita kehilangan anak sekaligus juga rekan teman-teman dari mahasiswa," tuturnya.

Berbagai rangkaian acara 1.000 lilin untuk almarhum Rheza Sendy Pratama ini ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap dari BEM Universitas Amikom.

"Kami keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya almarhum Rheza Sendy Pratama dalam peristiwa aksi demonstrasi di Yogyakarta pada hari minggu, 31 Agustus 2025," ujar Ketua BEM Universitas Amikom Yogyakarta, Alvito Afriansyah saat membacakan pernyataan sikap.

Alvito menyampaikan kematian almarhum bukan sekedar kehilangan seorang mahasiswa, tetapi juga menjadi luka bagi seluruh gerakan mahasiswa Indonesia.

Rheza bukan hanya seorang anak bangsa, melainkan pejuang yang berdiri di barisan rakyat, hingga nyawanya terenggut di ruang yang seharusnya dijaga oleh aparat negara.

Atas peristiwa tersebut BEM Universitas Amikom Yogyakarta menyatakan sikap. Ada tiga poin dalam pernyataan sikap tersebut.

"Mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian saat pengamanan aksi demonstrasi hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Aparat kepolisian seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan alat penindas yang menebar ketakutan," ucapnya.

Menuntut Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta agar segera mengusut tuntas penyebab wafatnya almarhum Rheza Sendy Pratama serta segala bentuk kekerasan aparat di lapangan. Proses pengusutan harus transparan, akuntabel, dan terbuka untuk publik.

"Mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk bertanggung jawab penuh atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi demonstrasi, sekaligus memberikan jaminan perlindungan hak-hak konstitusional kepada rakyat indonesia. Sebagaimana hak-hak tersebut di jamin pada Undang-Undang Dasar 1945," ucapnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/09/04/191918178/gelar-aksi-1000-lilin-bem-amikom-tuntut-usut-tuntas-kematian-rheza-sendy

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com