Dari jumlah tersebut, 14 pasien telah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan.
"Jadi dari mulai demo dijalankan Jumat, itu kita sudah menerima sampai hari ini, pagi ini jam 7 pagi, kita menerima 29 pasien yang kita rawat di Sardjito," ujar Manager Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan, saat ditemui pada Senin (1/09/2025).
Satu pasien, Rheza Sendy Pratama, dilaporkan meninggal dunia.
"Yang meninggal dunia, dari 29 itu satu (pasien Rheza Sendy Pratama) meninggal dunia," ucapnya.
Pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki rentang usia yang bervariasi, dengan pasien termuda berusia 15 tahun dan yang tertua berusia 42 tahun.
"Yang menjadi keluhan kebanyakan adalah luka-luka, robek. Sehingga tindakannya ya setelah kita jahit, perawatan medisnya secara prosedural selesai, kita perbolehkan pulang untuk bisa kontrol kembali," tuturnya.
"Fraktur itu ada patah tulang, ada kondisi seperti itu," imbuhnya.
Sebagian besar pasien masuk ke RSUP Dr Sardjito pada malam tanggal 27 Agustus 2025.
"Paling banyak malam Sabtu sampai dini hari. Setelah itu adalah rujukan-rujukan saja," urainya.
Menurut Banu, mayoritas pasien berasal dari Yogyakarta, meskipun terdapat dua pasien yang dirujuk dari Purworejo, Jawa Tengah.
"Ada dua pasien tiba dari luar DIY, jadi ini tidak hanya DIY. Kita tangani secara keseluruhan. Dan itu ada yang datang sendiri, ada yang memang rujukan diantar. Tapi yang rujukan lebih sedikit," pungkasnya.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/09/01/130046278/rsup-dr-sardjito-yogyakarta-tangani-29-pasien-terluka-imbas-demo-akhir