Melalui podcast bertajuk #UGMmenjawab Ijazah Joko Widodo ini, UGM berupaya menjelaskan dan mengklarifikasi berbagai isu yang beredar mengenai pendidikan Joko Widodo di kampus tersebut.
Dalam podcast tersebut, hadir sebagai narasumber Rektor UGM Ova Emilia, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Wening Udasmoro, serta Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta.
Podcast yang dipandu oleh Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, ini membahas berbagai pertanyaan terkait status pendidikan Joko Widodo di UGM.
Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah mengenai tahun masuk dan bukti kehadiran Joko Widodo di Fakultas Kehutanan UGM.
Sigit Sunarta menjelaskan bahwa Joko Widodo diterima di UGM setelah mengikuti serangkaian tes yang diumumkan pada 18 Juli 1980.
"Bapak Joko Widodo itu bisa dikatakan masuk pertama kali ke UGM setelah mengikuti serangkaian tes kemudian diumumkan," ujar Sigit Sunarta.
Ia menambahkan bahwa proses registrasi Joko Widodo resmi tercatat di UGM pada 28 Juli 1980.
"Jadi bisa dikatakan bahwa masuknya, tercatat resmi di UGM itu adalah 28 Juli 1980," tuturnya.
Jokowi lulus lima tahun kemudian atau pada 1985.
Sigit Sunarta juga menyatakan bahwa UGM memiliki bukti berupa form registrasi untuk Joko Widodo.
Namun, dokumen tersebut saat ini berada di kepolisian dan tidak dapat ditunjukkan karena merupakan data pribadi.
Sigit Sunarta mengonfirmasi bahwa pembimbing akademik Joko Widodo adalah Ir. Kasmudjo, yang menjabat sebagai dosen wali mulai semester 5 hingga lulus.
"Waktu itu masih insinyur Kasmudjo, selanjutnya bersekolah lagi jadi insinyur Kasmudjo, MS sekarang sampai pensiun," ucapnya.
Ia juga menjelaskan mengenai pembimbing skripsi Joko Widodo, yang pada awalnya adalah Achmad Sumitro.
"Setelah hampir lulus, Pak Mitro itu menerima gelar profesornya," ungkap Sigit Sunarta.
Menanggapi perbedaan penulisan nama Sumitro dan Soemitro, Sigit Sunarta menjelaskan bahwa pada waktu itu, ejaan Bahasa Indonesia menggunakan 'u' atau 'oe' adalah hal yang biasa.
"Tapi untuk kasus Pak Achmad Sumitro ini, saya mendapatkan dua-duanya. Jadi beliau ini berkenan untuk menandatangani. Jadi ini sebetulnya satu orang bukan dua orang," jelas Sigit Sunarta.
Keaslian ijazah Jokowi menjadi polemik setelah sejumlah pihak melaporkan ke Bareskrim Polri dan mengguatnya ke pengadilan.
Bareskrim Polri melalui serangkaian tes menyatakan bahwa ijazah Jokowi asli.
Di sisi lain, Jokowi juga melaporkan sejumlah pihak yang menuding ijazahnya palsu ke Polda Metro Jaya. Polda Metro Jaya pun sudah menyita ijazah Jokowi.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/08/23/060000378/ugm-ungkap-perjalanan-kuliah-jokowi-dan-sosok-pembimbingnya-sebut-ada